Menunggu Hampir 14 tahun, Warga Aceh Menemukan Jasad Istri Korban Tsunami

Menunggu Hampir 14 tahun, Warga Aceh Menemukan Jasad Istri Korban Tsunami

(Foto : Istimewa/BBC Indonesia)

Kajhu - Taufik Mauliansyah (50) tak pernah berhenti mendoakan istri dan anak pertamanya yang meninggal dunia saat tsunami menerjang Aceh hampir 14 tahun lalu.

"Setiap hari saya mendoakan dia dan anak pertama saya ... bahkan saya sudah mencari ke mana-mana sampai ke Jakarta, dan setiap tahunnya pada tanggal 24 Desember saya datang ke rumah yang dulu untuk mendoakan mereka," kata Taufik, seperti dilansir BBC News Indonesia.

Penantian Taufik selama hampir 14 tahun tersebut akhirnya berakhir dengan penemudan jasad istrinya, Sri Yunida, pada Rabu (19/12) pagi.

Jasad Sri adalah satu dari 45 jasad yang ditemukan di satu liang di Dusun Lam Seunong, Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. Jasad Sri bisa diidentifikasi karena di kantung jenazah ditemukan SIM C.

Jasad-jasad ini ditemukan oleh para pekerja yang sedang membangun rumah subsidi.

Mauliansyah, kepala bagian humas Pemerintah Kota Banda Aceh, kehilangan enam orang anggota keluarga. Pada 26 Desember 2004, ia dan keluarganya berada di rumah di Desa Kajhu, yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari bibir pantai.

"Ketika gempa dan gelombang air laut datang, saya spontan menarik anak kami satu-satunya dan membawanya lari. Namun karena arus air yang begitu dahsyat, ia terlepas dari tangan saya," tutur Taufik dengan nada serak.

Kedua pipinya basah dengan linangan air mata.

Selain anak dan istri, ia juga kehilangan empat anggota keluarga lain. Ia menjadi satunya-satunya orang di keluarga intinya yang selamat, sementara yang lain dinyatakan hilang.

Taufik mengatakan sangat terpukul dengan kehilangan istri dan anak satu-satunya.

"Karena waktu itu saya hanyalah PNS dengan jabatan staf biasa, baru menikah dan memiliki satu orang anak, jadi masih sangat membekas bagaimana rasanya merangkak perlahan dengan kondisi ekonomi yang lemah," kenang Taufik.

Hingga saat ini, Taufik baru menemukan jasad istrinya sedangkan lima anggota keluarganya yang menjadi korban gempa dan tsunami masih belum ditemukan. Ia masih berharap agar mereka juga ditemukan.

Mimpi dua malam

Dari 45 jasad yang ditemukan, 24 diantaranya berjenis kelamin laki - laki, 16 perempuan, dan lima lainnya merupakan jasad bayi.

Awalnya ditemukan 16 mayat, namun setelah pemuda dan warga Dusun Lam Seunong melakukan penggalian lebih dalam, 29 mayat ditemukan.

Salah seorang pekerja, Ogi (26), mengatakan sebelum penemuan jasad korban tsunami, para pekerja selama dua malam berturut-turut bermimpi melihat sosok perempuan dan anak yang meminta pertolongan karena kedinginan.

"Beberapa di antara kami bermimpi, ada perempuan dan anak yang kedinginan, mereka meminta tolong ke kami," kata Ogi.

Ternyata, saat melakukan penggalian untuk pembuatan safety tank pada rumah pertama, mereka menemukan tulang dalam kantung mayat.

Samuel, pemuda setempat, mengatakan sebelumnya tidak ada yang mengetahui bahwa pada lokasi perumahan subsidi terdapat kuburan massal. Karena pada dan setelah gempa dan tsunami menerjang, semua warga sekitar lari sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri.

"Saya bahkan lari jauh sampai ke Jantho dan hampir semua kami yang berada di kampung ini baru kembali satu tahun setelah tsunami. Itu pun masih dalam kondisi yang mencekam dan begitu menakutkan," kata Samuel.

Ia mengatakan dari 45 jasad yang ditemukan, hanya lima yang bisa diindentifikasi karena terdapat Kartu Tanda Penduduk (KTP) di dalam kantong jenazah.

Di 40 kantong lainnya, tidak ditemukan apa pun yang bisa membantu identifikasi.

Hingga Rabu malam, 40 jasad telah dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Lam Seupung, setelah sebelumnya dilakukan pemandian dan pengkafanan oleh warga setempat.

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews