TNI AU Yakin Suara Misterius di Pantura Bukan Pesawat Antonov

TNI AU Yakin Suara Misterius di Pantura Bukan Pesawat Antonov

Foto : Istimewa

Jakarta - TNI AU menyebut suara misterius yang meraung-raung dan didengar warga Pekalongan hingga Kabupaten Semarang bukan pesawat Antonov An-12BP. TNI AU menyebut pesawat tersebut selalu termonitor berada di ketinggian 22 ribu kaki.

"Nope, pesawat AN-12 milik Ukraina tersebut selama memasuki wilayah udara NKRI selalu termonitor berada di ketinggian 22.000 ft," tulis akun Twitter TNI AU, @_TNIAU, seperti dilihat detikcom, Sabtu (15/12/2018).

Pernyataan tersebut disampaikan TNI AU untuk menjawab pertanyaan pengguna Twitter lain yang menampilkan screenshot Flight Radar 24. Screenshot tersebut menampilkan rute pesawat Antonov An-12BP.

Warga Pekalongan, Kabupaten Semarang, hingga Blora memang mendengar suara misterius yang meraung-raung di langit pada Jumat (14/12) dini hari. Bersamaan dengan itu, situs Flight Radar 24 mendeteksi adanya pesawat Antonov An-12BP yang terbang di langit Pantura.

Menurut TNI AU, ukuran pesawat Antonov An-12BP hampir sama dengan pesawat Hercules C-130. Namun pesawat tersebut tidak mungkin mengeluarkan suara seperti yang didengar warga jika berada di ketinggian 22 ribu kaki.

"Dan ukurannya relatif tidak jauh berbeda dengan pesawat C-130 Hercules. Secara teori fisika, tidak akan mengeluarkan bunyi seperti yang sedang viral," terang TNI AU.

Berdasarkan kesaksian warga yang dihimpun detikcom, suara meraung-raung terdengar sekitar pukul 01.00 WIB. Dilihat di situs Flight Radar 24, pada pukul 05.40 PM UTC atau 00.40 WIB, pesawat Antonov An-12BP dengan nomor registrasi UR-CGW melintas di langit Purwakarta, Jawa Barat, pada ketinggian 15.350 kaki.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri belum bisa memastikan apakah suara itu berasal dari fenomena cuaca. Namun BMKG mengatakan suara tersebut seperti suara baling-baling.

"Menurut info dari BMKG Ahmad Yani, belum bisa teridentifikasi. Kalau dari suaranya seperti dengan baling-baling atau propeler," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, kepada detikcom, Jumat (14/12).

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews