ATB Jadi Korban Proyek Limbah Tak profesional, Maria: Kami Kehilangan Reputasi

ATB Jadi Korban Proyek Limbah Tak profesional, Maria: Kami Kehilangan Reputasi

Perbaikan pipa utama ATB yang mengalami kerusakan akibat terkena proyek instalasi pengolahan limbah. (Foto: ist)

Batam - Akibat proyek pilling stasiun limbah oleh PT. Hansol, PT ATB mengalami kerugian. Pipa utama mereka pecah. Pengerjaan proyek ini ternyata tanpa koordinasi dengan ATB yang juga memiliki jaringan instalasi di lokasi itu.

 

Untuk perbaikan pipa, layanan mereka harus berhenti sekitar 48 jam. Sebanyak 35 ribu pelanggan ATB pun merana tak dapat menikmati layanan dengan jangka waktu selama itu.

PT. Halson merupakan subkon yang ditunjuk BP Batam untuk memasang jaringan instalasi pengelohan air limbah. Namun kejadian ini sangat disesalkan oleh ATB Batam, akibat tak adanya koordinasi.

Head of Corporate Secretary ATB Batam, Maria Jacobus mengatakan kejadian tak mengalirnya air ke rumah warga ini benar-benar darurat.

"Kerugian yang kami sesalkan sebenarnya bukan secara material, perbaikan pipa dan sebagainya. Namun kami mengalami kerugian immaterial, yakni kepercayaan warga kepada kami. Layanan ini ibarat emas yang berharga," ujar Maria, Jumat (16/11/2018) malam

ATB menurutnya meminta hal ini menjadi atensi bersama agar tidak terulang lagi.  "Pokoknya PT Hansol tidak profesional," kata Maria Head Of Corporate Secretary ATB, Jumat (16/11/2018).

Maria melanjutkan, pihaknya akan klaim terkait rusaknya pipa tersebut. "Paling mahal bukan soal materilnya, tetapi immaterial lost itu, kepercayaan," tegasnya lagi.

Ia mengakui sudah 2000 orang yang membuat aduan terkait keluhan ini kepada ATB. Kejadian ini juga sudah dilaporkan kepada BP Batam. "Kita akan kirim klaim kepada BP Batam maupun PT Halson," kata Maria.


Antisipasi dengan mobil tangki

ATB pun sudah menyiapkan mobil tangki untuk mengantisipasi keluhan warga. Tahapan perbaikan yang dilakukan harus melewati beberapa proses. Diantaranya pengeringan pipa yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Apalagi kontur lokasi yang berupa tanah lunak menyebabkan pengerjaan terhambat akibat beberapa kali longsoran galian

Maria Jacobus menyebutkan pihak ATB menerima permintaan melakukan pendistribusian air menggunakan mobil tangki di tiap RT/RW yang terdampak.

"Karena mobil tangki kita terbatas dengan jumlah pelanggan diatas 2000, RT dan RW harus responsif sehingga pendistribusiannya bisa sekali dan merata. Jangan sampai 2 sampai 3 kali," ujarnya.

Dalam progres terakhir, ia mengatakan bahwa pengerjaan perbaikan pipa sudah hampir rampung. Diperkirakan sebelum tengah malam Jumat (16/11/2018), air ATB akan mengalir untuk pelanggan mereka di Batam Centre.

 

Akan dibahas DPRD Batam

Seringnya kasus kebocoran pipa PT Adhya Tirta Batam (ATB) menjadi sorotan Komisi I DPRD Kota Batam

Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardianto bahkan telah menjadwalkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama ATB, developer, dan dinas yang terkait.

RDP akan dilaksanakan Senin (19/11/2018) pukul 14.00 WIB.

Menurut Budi, akibat kelalaian kontraktor ini bukan hanya ATB yang dirugikan tetapi juga masyarakat.

Dia menilai banyak kontraktor-kontraktor yang melaksanakan pekerjaan di sekitar instalasi layanan ATB tidak bertanggungjawab, dan tidak profesional kalau terjadi berkali-kali hal yang serupa.

"Gara-gara air mati malah dewan pula yang disalahkan. Padahal rumah kita juga mati air. Bahkan kami sampai dibilang sama staf dewan apasih kerjanya anggota dewan? Sampai seringnya air mati aja tak bisa ditangani. Memang itu candaan, tapi itu suatu pukulan bagi kami," katanya.

(tan/ude)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews