Nelayan Batam Mengaku Ditabrak Polisi Laut Singapura

Jalani Rawat Jalan, Pengobatan Dian Marzuki Habiskan Ratusan Juta

Jalani Rawat Jalan, Pengobatan Dian Marzuki Habiskan Ratusan Juta

Dian Marzuki, nelayan Batam yang diduga ditabrak kapal Polisi Pengamanan Laut Singapura. (Foto: Istimewa).

Batam - Dian Marzuki, nelayan Batam yang diduga ditabrak kapal Polisi Pengamanan Laut (Police Marine Guard) Singapura sudah pulang dari rumah sakit. Kini, ia menjalani rawat jalan di rumahnya.  

Warga Belakangpadang ini mengalami patah kaki setelah perahunya diduga ditabrak kapal Police Marine Guard di perairan antara Batam dan Singapura. Saat itu, Dian mengaku sedang memancing bersama lima orang teman.

Dian terbaring lemas di rumahnya, di Pulau Pecung, Belakangpadang, Rabu (7/11/2018). Perban tebal masih menempel di bagian kakinya yang dioperasi.

Sesekali ia mengaku punggungnya bagian belakang masih sakit usai kejadian itu. "Dalamnya (kaki patah sebelah kiri), dikasih pen, masih sakit," kata Dian saat dihubungi Batamnews.co.id.

Ketika udara dingin kaki Dian terasa ngilu. Sampai saat ini untuk berdiri dan berjalan ia harus digotong. Dian pasrah dan menganggap itu musibah yang bisa datang kapan saja.

Baca: Nelayan Batam yang Diduga Ditabrak Kapal Polisi Singapura Jalani Operasi

Namun, sejak kejadian tersebut belum ada satupun pihak Otoritas Singapura mendatangi Dian. Biaya ratusan juta rupiah untuk operasi kakinya hasil sumbangan para nelayan.

"Katanya masih dibicarakan sama organisasi nelayan," kata Arifin, saudara kandung Dian.

Ketua Forum Kelompak Usaha Bina Batam Madani Muhammad Boyan mengatakan, sampai hari ini, Rabu (7/11/2018) tidak ada kejelasan dari pihak otoritas Singapura. 

"Komunikasi ada, tetapi tak jelas solusinya," kata Boyan yang juga tokoh masyarakat itu.

Ia berencana, Kamis (8/11/2018) pagi, bersama Dirpolair Polda Kepri akan turun langsung ke Pulau Lekang, Belakangpadang untuk menerima pendapat nelayan atas kejadian ini. "Besok kita dengar apa kata rekan-rekan (nelayan) lainnya," kata dia.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Singapura di Jakarta membantah pihak kepolisian penjaga pantai negara itu menabrak nelayan Indonesia di perairan perbatasan pada 31 Oktober lalu. Pernyataan dikeluarkan pada Jumat (2/11/2018).

Sedangkan fakta lapangan Dian mengaku ditabrak. Bahkan terdapat foto pasca-kejadian. Begitu juga foto perahu yang rusak parah usai insiden itu.

Sementara itu, Dirpolair Polda Kepri Kombes Benyamin Sapta yang dikonfirmasi menyatakan pertemuan dengan para nelayan bukan membahas mengenai insiden tersebut.

"Memang ada pertemuan, tapi itu program rutin kita setiap bulan untuk menyosialisasikan keselamatan saat melaut bagi para nelayan," kata Benyamin.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews