Gaji Pilot Lion Air Jatuh Rp 3,7 Juta, Inilah Besaran Gaji Pilot di Indonesia yang Sebenarnya

Gaji Pilot Lion Air Jatuh Rp 3,7 Juta, Inilah Besaran Gaji Pilot di Indonesia yang Sebenarnya

Ilustrasi

Jakarta - Akhir-akhir ini media dihebohkan dengan besaran gaji pilot Lion Air jatuh yang dikabarkan sebesar Rp 3,7 Juta. Gaji pilot Lion Air jatuh ini dikabarkan dalam acara berita breaking news di Berita Satu TV channel Youtube yang sama.

Dalam acara itu, dikabarkan jika Dirut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menyebutkan gaji pilot Lion Air jatuh di perairan Karawang yang dilaporkan ke BPJS adalah sebesar Rp 3,7 Juta per bulan. Hal ini tentu tidak sebanding dengan risiko yang ia terima.

Terlebih saat terjadi peristiwa nahas ini terjadi, sang pilot, Bhavye Suneja dikabarkan akan mendapat uang kematian senilai 48 x Rp 3 Juta, yakni Rp 177 Juta. Risiko-risiko tinggi yang diterima penerbang membuat perusahaan maskapai harus menyiapkan anggaran lebih untuk menggaji pilot.

Selain gaji pilot, perusahaan juga memberikan fasilitas lebih atas risiko tinggi yang diterima para pilot. Meski sulit dicapai, pekerjaan pilot merupakan salah satu pekerjaan yang dicita-citakan banyak orang.

Bekerja sebagai pilot juga memiliki kebanggaan tersendiri mengingat gajinya yang fantastis. Namun harus diingat, menjadi pilot bukanlah hal yang mudah, biaya pendidikan pilot sendiri tidaklah murah.

Dilansir Grid.ID dari Moneysmart, sekolah penerbangan membutuhkan biaya mulai dari Rp 800 Juta sampai Rp 1 Miliar selama kurang lebih 2 tahun. Itupun belum tentu berhasil menamatkan studi karena ada masih kemungkinan untuk gugur atau DO.

Saat lulus pun juga belum tentu langsung jadi pilot.

"Pilot menganggur itu lulusan sekolah pilot yang masih belum bekerja. Di Indonesia, ada 26 sekolah pilot dan lebih kurang ada sekitar 556 lulusan belum bekerja)." menurut ketua Ikatan Pilot Indonesia, Capt Rama Noya Dilansir Grid.ID dari Kompas.com (17/1/2018).

Saat sudah mulai menerbangkan pesawat, pilot memiliki tanggung jawab yang besar dalam memimpin dan mengendalikan pesawat berisi ratusan penumpang. Bahkan kelalaian pilot menjadi salah satu penyebab kecelakaan yang sering terjadi selain kegagalan mesin dan kondisi cuaca.

Selain itu, pilot juga memiliki jam kerja yang tidak teratur karena salah satu syarat menjadi kapten senior, para pilot harus memiliki jam terbang tinggi. Jam terbang tinggi ini diraih lewat intensitas terbang yang dilakukan.

Waktunya pun tidak menentu dan tidak teratur seperti karyawan kantor biasa. Jam kerja yang tidak teratur ini kerap mengakibatkan gangguan kesehatan para pilot.

Oleh sebab itu, pilot rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap beberapa bulan. Jika sedang dalam kondisi sakit maka izin menerbangkan pesawat akan dicabut untuk sementara waktu.

Selain kesehatan yang terganggu, waktu bersama keluarga juga akan tersita karena kesibukan seorang pilot. Dengan risiko sebesar itu, nggak heran jika pilot digaji besar.

Dilansir dari Kompas.com, pendapatan pilot Indonesia rata-rata Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per bulan. Untuk pilot pemula yang baru mendapatkan commercial pilot license akan menghasilkan sekitar Rp 30 Juta per bulan.

Lain lagi dengan maskapai BUMN seperti Garuda Indonesia. Garuda Indonesia mampu memberi upah pilot juniornya sebesar Rp 60 Juta per bulan pada tahun-tahun pertamanya.

Komponen pendapatan tersebut biasanya terdiri atas gaji ditambah tunjangan lain dan terus bertambah seiring bertambahnya jam terbang. Ketika sudah menjadi pilot senior di maskapai Garuda Indonesia, gajinya bisa mencapai Rp 100 Juta sampai Rp 150 Juta.

Pendapatan tersebut belum termasuk fasilitas lain seperti tunjangan kesehatan, asuransi, lost of flying license, iuran pensiun, BPJS, penghargaan masa kerja dan masih banyak lagi.

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews