Kurs Dolar Menguat, Penjual Barang Second di Batam Kelimpungan

Kurs Dolar Menguat, Penjual Barang Second di Batam Kelimpungan

Lena, pedagang pakaian bekas di Pasar Jodoh. Berharap rupiah kembali menguat agar ekonomi pulih. (Foto: Jimmi/batamnews)

Batam - Menguatnya nilai mata uang asing terhadap rupiah, membuat pelaku usaha kelimpungan. Tak hanya para pengusaha besar yang terdampak, namun juga penjual barang second di Batam juga ikut terimbas.

Seperti yang disampaikan Lena, penjual pakaian second di Pasar Jodoh. Dia mengaku bingung saat membanderol dagangannya.

"Ketika dijual sesuai harga sekarang, orang pasti bertanya, barang bekas kok mahal," keluh Lena, Sabtu (15/9/2018).

Padahal, lanjut dia, penjual pakaian bekas seperti dirinya harus membeli dengan mata uang dolar Singapura. 

Lena yang sudah 10 tahun berjualan pakaian bekas ini memilih berbelanja langsung ke Negeri Singa, demi mendapatkan harga kulakan yang secara hitungan bisnis masih rasional.

Harga per kilogram, bisa didapat Lena di Singapura sebesar 5 hingga 7 SGD. "Saya beli bukan model karung, melainkan belanja di sana (Singapura) dan barang-barangnya juga pilihan," ujar dia.

Sejak kurs dolar terhadap rupiah menguat, Lena menyebut omset jualannya turun signifikan. 

Dalam kondisi normal, dia bisa meraup omset hingga Rp 2 juta per hari. Namun sejak rupiah melemah, bisa menghasilkan Rp 1 juta sudah dinilai bagus.

"Terkadang kalau calon pembeli tanya, kok mahal, saya coba beri pengertian. Ada yang mengerti, tapi ada juga yang langsung pergi," kata dia.

Sebagai pedagang kecil, Lena hanya berharap rupiah kembali menguat dan lapak dagangannya bisa ramai seperti sedia kala.

"Itu doa saya dan juga ratusan pedagang barang second di Pasar Jodoh ini," tutupnya.

(jim)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews