Mengenang Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon

Mengenang Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon

Dokter Soedarsono, proklamator kemerdekaan RI di Cirebon. (Foto: Wikipedia)

Batam - Peringatan Kemerdekaan RI pada tahun ini merupakan yang ke-73. Tonggak kemerdekaan itu, diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta pada 17 Agustus 1945.

Namun tahukah Anda, proklamasi oleh Soekarno-Hatta itu bukanlah pertama proklamasi kemerdekaan yang pertama dibacakan? Ya, fakta sejarah mengungkap bahwa ada satu proklamasi yang mendahului peristiwa di Jakarta yakni proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon, 15 Agustus, 73 tahun lalu.

Adalah dokter Soedarsono, yang saat itu merupakan kepala Rumah Sakit Kosambi, membacakan proklamasi. Naskah pernyataan Indonesia merdeka sebanyak 300 kata itu disusun dan diketik oleh Sutan Sjahrir , Ketua Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) atau dikenal dengan PNI-Pendidikan dan dibacakan di hadapan 150-an orang (mayoritas kader Partai PNI ) di alun-alun Kejaksan Cirebon.

Proklamasi Cirebon ini, bukanlah prematur. Sikap ingin secepatnya merdeka didasari kabar bahwa Jepang menyerah pada Sekutu. Pemuda-pemuda Cirebon yang dikepalai oleh Sutan Sjahrir ingin agar bangsa ini secepatnya memproklamirkan kemerdekaan. Maka merekapun mendesak Bung Karno untuk segera memproklamirkan Indonesia. 

Namun karena kondisi politik di Jakarta yang semakin memanas, Bung Karno memilih untuk tidak tergesa-gesa.  Ia menolak keinginan sebagian pemimpin muda untuk segera memerdekakan diri. Menurut Soekarno, jika proklamasi dilakukan terburu-buru, akan terjadi pertumpahan darah karena secara de facto Jepang masih berkuasa di Indonesia, sementara kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu juga belum dapat dikonfirmasi.

Meski begitu, Sjahrir berpegang pada janji Soekarno yang akan membacakan proklamasi kemerdekaan secepatnya, namun sampai tanggal 15 Agustus petang hari, janji tersebut tidak juga terlaksana sementara rakyat di Cirebon sudah gelisah dengan kepastian tersebut.

Akhirnya Soedarsono membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya dari Alun-alun Kejaksaan. Namun, jejak dari naskah Proklamasi yang dibacakan itu tak lagi ditemukan, yang ada hanya Tugu Proklamasi Cirebon sebagai saksi sejarah kemerdekaan yang pertama di Indonesia itu.

Pada tanggal 16 Agustus, barisan pemuda yang tidak sabar ingin segera melihat Indonesia merdeka menculik Bung Karno ke Rengasdengklok, barulah keesokan harinya naskah proklamasi kemerdekaan yang diketik oleh Sayuti Melik tersebut dibacakan dan berita kemerdekaan bangsa ini disiarkan ke seluruh negeri.

Sementara di Kota Cirebon, sebuah tugu berwarna putih dengan ujung lancip menyerupai pensil  berdiri tegak di tengah jalan di dekat alun-alun Kejaksan. Tugu tersebut merupakan saksi sejarah dari Proklamasi Cirebon kala itu.

Yoyon Suharyono adalah anak dari Sujaya, salah seorang pelaku sejarah yang ikut dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di Kota Cirebon. Dia mengatakan, sang ayah merupakan kader tokoh bangsa Sutan Sjahrir dari PNI Pendidikan dan anggota Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo).

Yoyon menuturkan, pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di depan Tugu Kejaksan Cirebon pada 15 Agustus 1945 dilakukan secara spontan. Saat itu, Sjahrir mengirimkan telegram langsung kepada dokter Soedarsono setelah dipastikan Jepang menyerah kepada sekutu.

"Kita tahu bahwa Sjahrir memang tokoh gerakan bawah tanah dan dokter Soedarsono salah satu orang dekat Sjahrir," ujar dia.

(*)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews