Perjalanan Hidup Putra Siregar Pengusaha Muda Batam (1)

Putra Siregar: Sejak Kecil Terbiasa Banting Tulang

Putra Siregar: Sejak Kecil Terbiasa Banting Tulang

Putra Siregar (Foto: Batamnews)

Perjalanan hidup seseorang memang sulit ditebak. Tidak jarang mereka yang meraih sukses diawali dengan cerita memprihatinkan.

Seperti yang diceritakan Putra Siregar, salah seorang inspirator kita. Memulai hidup dari kesulitan, ia berhasil meraih mimpi-mimpinya.

Kini ia menjadi pengusaha muda berbagai macam usaha. Semua berawal dari berjualan handphone bekas di pinggir jalan. Kini ia memiliki sejumlah karyawan dan juga usaha.

Bagaimana pria 23 tahun ini merintis semuanya, simak penuturannya di kolom Inspirator yang mulai diluncurkan Batamnews.co.id hari ini:

Di usia sekitar 10 tahun hingga 11 tahun aku sudah berusaha banting tulang. Hidup di jalanan tak menyurutkan niatku untuk terus bersekolah.

Debu jalanan sudah menjadi sahabatku. Entah berapa jauh jalan ditempuh dan hentakan yang menyertai.

Aku tetap berjalan meskipun tertatih. Kelaparan sudah menjadi teman sejak kecil. Hanya bumi yang paling mengenalku. 

Tak jarang di waktu kecil aku berteriak dalam hati kelaparan. Sulit menceritakan semuanya.

Tentu saja sulit dituangkan dengan kata-kata dengan detail. Perasaan lapar itu bercampur aduk dengan mimpiku.

Tak cukup waktu semalam menceritakannya. Kisah pilu itu masih terngiang di ingatan.

Rasa lapar, disertai mata berkunang-kurang, lemas, tak membuatku berputus asa. Semua aku lewati.

Tidak ada tempat mengadu. Bahkan kepada Tuhan sekalipun.

“Jujur pada waktu kecil itu saya tidak mengenal Tuhan...”

Dalam arti tak mengenal Tuhan, aku belum tahu hendak mengadu seperti apa? Harus bagaimana?

Aku tak sepaham saat mendalami agama atau dekat dengan Tuhan seperti saat ini. Tuhan yang menciptakan segalanya. Mengatur rezeki, jodoh dan maut.

Meski waktu kecil tetap salat, tapi perangaiku belum mampu mendekatkan diri kepada-Nya. "Tapi yang namanya berantem di masjid juga ada."

Waktu kecil aku juga seperti anak lainnya. Mengaji, ikut lomba azan, baca Alquran dan lainnya. Persis seperti anak-anak lainnya.

Tapi definisi Tuhan ketika itu tentu saja masih awam di hatiku.

Saat ini, di saat mulai menapakkan kaki di jenjang kesuksesan, aku mulai merasakan kehadiran-Nya.

Setiap kesulitan aku selalu mendekatkan diri kepada-Nya. "Seperti ada yang mengatur pada saat kita bisa keluar dari kesulitan."

Prinsipku, selalu berbuat baik, tulus, ikhlas, serta mempertajam hati nurani. Tuhan tentu tidak pernah tidur. Dia yang Maha Tahu siapa kita.

Pecundangkah? Pengkhianat? Bermuka dua? ataukah Pendusta?

"Allah benar-benar Maha Mengetahui. Ia Maha Suci, dan Maha Besar."

Allah bener-bener mengetahui. Sejak kecil aku diajarkan dan dinasihati, “Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.”

Kata-kata itu sangat saya pahami sebelum saya tau ternyata kata-kata itu tertuang dalam ayat suci Alquran

Dan banyak lagi kejadian-kejadian dalam ayat suci Alquran terjadi dikehidupanku kecil hingga sekarang . 

Saya rasa begitu juga kalian pasti juga merasakannya di kehidupan kalian.

Itu tandanya Allah sayang sama kita itu Allah mau tunjukkan kekuasaaannya dan jangan sampai kita meragukan kitab panduan kita kitab suci Alquran.

Tentu saja aturan di dunia ini bisa diubah, tapi tidak untuk aturan Allah SWT.

(bersambung)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews