Batam - Anak muda Batam mungkin familiar dengan Kedai Jomtea. Sebuah kedai yang diawali dengan usaha berjualan teh bergerobak di Engku Putri, Batam.

Kini Jomtea menjelma menjadi kedai 'nge-hit' di kawasan Pasar Mega Legenda.

Ternyata dibalik usaha minuman favorit anak muda ini, ada tiga pemuda yang menggerakkan usaha tersebut. 

Mereka adalah Cepy, Andri dan Boy. Sudah 2 tahun mereka menjalankan usaha tersebut. Di mana pernah vakum sebelum pindah ke Legenda. 

Cepy menjelaskan mereka berhenti berjualan karena relokasi tempat usaha semula di Alun-alun Engku Putri dipindahkan ke Welcome to Batam setelah satu setengah tahun berjualan di Alun-alun.

"Kami nggak kebagian lahan di WTB," ujar salah satu pendiri Jomtea itu, Cepy, Sabtu (21/7/2018).

Perjuangan mereka tidak berhenti sampai di sana. Mereka sempat menumpang berjualan di kedai teman selama setahun namun dengan sistem berjualan online.

"Proses selama setahun itu, di situlah Jomtea berkembang dari minuman nambah cemilan. Cemilan pertama kami itu pisang nugget," katanya lagi.

Lanjut Cepy, pasar jualan online mereka saat itu adalah orang-orang kantoran.

"Jadi pasar kami ke sana, dan itu ongkosnya lebih murah, kami ngantarnya
ganti-gantian," kata dia.

Namun, setelah pindah ke Legenda, akhirnya mereka bisa berjualan normal kembali. Apalagi menemukan tempat yang lebih ramai karena berada di kawasan Pasar Mega Legenda 1 atau tepatnya di depan Ikan Bakar Babe, Batam Kota, Kota Batam.

Mereka pun merekrut karyawan di sana. Cepy menyebutkan, mereka harus menabung selama setahun untuk mendapatkan tempat di Legenda Malaka.  

Setelah pindah di tempat yang baru, mereka tetap menjalankan usaha online disamping offline. Varian minuman Jomtea pun bertambah. Misalnya jus mangga.

"Nambah jus, bukan hanya mangga. Saat ini sudah ada tujuh minuman varian buah," kata dia.

Asal mula nama Jomtea

Cepy menjelaskan asal mula nama Jomtea tak terlepas dari teh, varian minuman yang mereka jual. Kata itu diambil dari gabungan Jom dan Tea. 

Jom merupakan bahasa melayu yang artinya Ayo sedangkan Tea adalah menu teh itu sendiri. Kini berbagai varian minuman buah ditawarkan selain teh.

"Dulunya hanya menjual varian teh. Makanya ada 'tea'-nya," kata dia.

Terbuka dengan komplain pelanggan

Jomtea terbuka dengan komplain pembeli. Pembeli pada umumnya komplain soal olahan minuman yang tidak sesuai selera mereka. Mereka lebih banyak komplain di instagram.

"Kadang ada mangga yang asem, pisangnya yang kurang mateng, kadang salah bikin, ya yang umum-umum gitu," kata dia.

"Dan kalau mereka aware, atau menerima permintaan maaf kami, itu kami ganti. Bisa kami antarkan atau kami datang ke sini. Selagi ada yang komplain, kalau nggak ada yang komplain ya kami anggap puas," kata dia lagi.

(ude)