Batam - Tadi malam sekitar pukul 23.48 WIB (6/7/2018) fenomena Aphelion melanda bumi. Bumi berada di titik terjauhnya dan juga di titik terdekatnya dengan Matahari.

Matahari seharusnya terlihat lebih kecil. Namun kenyataannya tidak terlalu berbeda.

Hal ini karena perubahannya hanya sekitar tiga persen saja. Fenomena ini tidak berbahaya karena hanya salah satu peristiwa langit yang rutin terjadi.

Tidak pengaruhi suhu di Indonesia

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, fenomena aphelion adalah fenomena astronomis. Fenomena ini terjadi setahun sekali.

Pata tahun 2018 ini memang sudah diprediksikan terjadi pada bulan Juli. Pada saat yang sama, Indonesia sedang musim kemarau.

Perubahan suhu di Indonesia bulan ini disebabkan karena perubahan musim. Selain itu juga karena adanya tekanan udara di Australia yang tinggi.

Selain itu, menurut Deputi Bidang Meteorologi Mulyono prabowo, penurunan suhu di di Indonesia saat ini lebih disebabkan karena kandungan uap di atmosfer sedikit.

Uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.

Rendahnya kandungan uap di atmosfer menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan.

Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer lapisan dekat permukaan bumi juga tidak signifikan.

(deb)