Sejarah Batam

Kisah JB Sumarlin, Penyelamat Pembangunan Kota Batam

Kisah JB Sumarlin, Penyelamat Pembangunan Kota Batam

Jb Sumarlin

Batam - Saat krisis keuangan melanda Perusahaan Negara (PN) Pertamina, JB Sumarlin diminta Presiden untuk menjadi pemimpin Otorita Batam menggantikan Ibnu Sutowo selaku kepala.

JB Sumarlin Menggantikan Ibnu Sutowo memimpin pembangunan Pulau Batam pada tahun 1976. Masa kepemimpinannya hanya 2 tahun, yaitu berakhir tahun 1978.

Kepemimpinan JB Sumarlin disebut sebagai fase penyelamatan krisis. Ia memegang peranan penting dalam titik mulai dalam pengembangan Batam.

Informasi yang dihimpun batamnews dari berbagai sumber, JB Sumarlin melakukan hal-hal berikut selama 2 tahun kepemimpinannya.

1. Memberi masukan kelanjutan pembangunan Pulau Batam

JB Sumrlin diminta memberi masukan mengenai kelanjutan pembangunan Pulau Batam. Ia yang memutuskan pembangunan Batam dilanjutkan atau tidak.

2. Menyelamatkan pembangunan Pulau Batam

JB Sumarlin menyelamatkan kondisi Kota Batam yang terancam tidak bisa dilanjutkan pengembangannya karena dampak krisis PN Pertamina.

3. Melanjutkan pembangunan dengan APBN

Batam terus dibangun namun tidak lagi menggunakan pendanaan dari PN Pertamina, melainkan dari APBN.

Pembangunan itu menjadi cikal bakal Batam yang sekarang.

4. Menggandeng perusahaan konsultan Amerika

Sumarlin diminta untuk segera mengambil langkah arah baru dalam pengembangan Pulau Batam.

Pada tahun 1977, JB.Sumarlin mengandeng Crux. Co perusahaan konsultan asal Amerika Serikat. Tujuannya untuk membuat kajian pengembangan lanjutan pulau Batam.

5. Mengubah arah pembangunan Pulau Batam

Hasil kajian Crux.Co merekomendasikan agar pengembangan Pulau Batam dijadikan salah satu penyangga perekonomian nasional dalam sektor industri.

Sejak itu, arah pembangunan Pulau Batam pun berubah, dari base logistic gas dan minyak bumi, menjadi kegiatan yang berfokus pada alih kapal, parkir kapal dan pembangunan industri.

6. Membenahi Pelabuhan Kabil dan Batuampar

JB Sumarlin melakukan review serta menganalisa landasan dasar pengembangan Batam. Dengan tim bentukannya, JB Sumarlin menginventarisir seluruh proyek infrastruktur yang dilakukan Pertamina di Batam.

JB Sumarlin bergerak cukup taktis. Sejumlah proyek strategis mulai dikembangkan kembali, seperti pembenahan pelabuhan Kabil serta Batuampar.

Secara umum, kondisi infrastruktur di Pulau Batam pada tahun 1978 ini masih minim. Saat itu belum ada penerbangan langsung menuju Batam.

Untuk mencapai Batam, orang dari luar pulau ini harus naik pesawat ke Singapura terlebih dahulu baru setelahnya naik ferry menuju ke Batam.

Atau bisa terbang ke Tanjungpinang, dan meneruskan perjalanan ke Batam menggunakan perahu pompong yang memakan waktu tidak kurang dari lima jam.

(deb)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews