Satu Keluarga Tewas Kebakaran di Batam

Pernah Jadi Korban Bom Teroris, Ayah Joshua Tak Tahu Anaknya Tewas

Pernah Jadi Korban Bom Teroris, Ayah Joshua Tak Tahu Anaknya Tewas

Ayah Joshua Pakpahan yang tak menyadari anaknya jadi korban tewas kebakaran (Foto: Johannes/Batamnews)

Batam - Ayah Joshua Pakpahan, DR Warned Samosir Morgan Pakpahan, turut hadir di tempat persemayaman anaknya di Rumah Duka Batu Batam, Baloi, Batam, Kepulauan Riau. Hanya saja, ia tak mengetahui yang meninggal tersebut adalah anak, menantu serta cucunya.

Pasalnya Morgan pernah mengalami nasib tragis jadi korban bom teroris di sebuah gereja di Pekanbaru, Riau, pada tahun 2002 lalu. Akibat kejadian itu, efek yang dirasakan Morgan sangat parah.

Bahkan pada saat kejadian, sekujur tubuhnya luka, matanya bahkan buta salah satunya. Paku bersarang di kepala. Dari ujung kepala hingga kaki terluka.

Ayah Joshua merupakan pensiunan pegawai negeri di Pekanbaru. Dia adalah korban selamat dalam peristiwa ledakan bom saat itu.

DR. Warned Samosir Morgan Pakpahan (Foto: Johannes/Batamnews)

Baca juga: Penampakan Tiga Anak Joshua yang Tewas dalam Kebakaran

Ditemui di Rumah Duka Marga Tionghoa, Morgan yang masih merasakan efek dari tragedi sampai sekarang itu tampak seperti orang bingung. Pandangannya tak fokus. Ingatannya timbul tenggelam.

Ninggor Sitorus, keponakannya yang hadir juga di Rumah Duka Marga Tionghoa Batam, mengatakan, Morgan terkena serpihan bom hampir di seluruh badannya hingga kepala.

Bahkan mata bagian kanannya sudah tidak dapat berfungsi lagi, sedangkan mata sebelah kiri hanya sedikit berfungsi serta dia juga menjadi pikun.

Baca juga: Duh, Ini Istri Joshua yang Tewas Saat Peristiwa Kebakaran di Batu Ampar

Ketika batamnews.co.id mencoba menanyakan namanya, harus tiga kali sampai dia bisa menyebutkan namanya. Ketika diajak berbincang, dia hanya fasih menggunakan bahasa daerah.

“Pikirannya linglung, karena banyak paku yang masuk ke kepalanya. Satu menit aja ingatnya, habis itu lupa lagi,” ujar Ninggor kepada batamnews.co.id, Jumat (22/6/2018).

Menurut Ninggor, saat kejadian bom itu hanya dia yang selamat. Tujuh orang lainnya yang berada di dekat dia meninggal semua, Morgan bahkan dirawat selama enam tahun oleh keluarganya hingga benar-benar bisa sembuh.

“Itulah rencana Tuhan, dianya selamat tapi anaknya yang dipanggil Tuhan,” kata Ninggor lagi.

Sedihnya lagi, ungkap Ninggor, akibat dari penyakit itu dia bahkan tidak mengetahui yang meninggal itu adalah anaknya.

Rumah Duka Marga Tionghoa Batam (Foto: Johannes/Batamnews)

Baca juga: Tragisnya Kebakaran di Batu Ampar, Joshua Sekeluarga Terjebak dan Terpanggang Api

“Jadi pas dia tanya, siapa ini yang meninggal, anak saya ya? Udah gitu aja. Cobalah liat, nggak ada terlihat berduka dianya,” ujarnya sambil menunjuk ke arah Morgan.

Ninggor bercerita, setelah kejadian itu Morgan sama sekali tidak trauma ataupun takut untuk ke gereja.

“Dia tak takut, dia tak tersinggung. Ketika ditanyakan pun dia tak marah, agamanya kuat,” ucapnya.

“Malahan dulu dia pernah dikerjain waktu mau ke gereja sama anak-anak nakal. Ditanyain mau ke mana, dia jawab mau ke gereja, habis itu dimasukin ke mobil. Uang sama dompetnya hilang semua. Kita taunya pas dia udah pulang, dia cuma bilang dibawa sama orang,” katanya.

Baca juga: Kisah Mistis di Danau Toba, Tangisan Misterius Hingga Wanita Berwajah Rata

Joshua Pakpahan menjadi korban tewas saat rumah tempat tinggal mereka di kawasan industri Mega Cipta Batu Ampar, Batam, terbakar Kamis subuh. Istri serta tiga anaknya dan seorang pembantunya tewas. Hanya satu yang selamat, pengasuh anaknya.

Sejauh ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Belum disimpulkan apakah kebakaran itu akibat korsleting listrik, atau ada sebab lain. Rencananya jenazah Joshua dan keluarga baru dimakamkan besok, Sabtu.

(ude)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews