Gerombolan Lalat Serang Pemukiman Warga di Bintan

Gerombolan Lalat Serang Pemukiman Warga di Bintan

Kerumunan lalat menyerbu rumah Warga Batu 18, Kelurahan Seilekop dan Gunung Lengkuas, Kecamatan Bintan Timur (Bintim). (foto: ary/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Kerumunan lalat menyerbu rumah Warga Batu 18, Kelurahan Seilekop dan Gunung Lengkuas, Kecamatan Bintan Timur (Bintim).

Warga mengeluh, apalagi jumlahnya bertambah banyak setelah hujan reda. Hingga kini belum tahu penyebab dan asal muasal gerombolan lalat tersebut.

"Kalau hujan dah reda mulailah laat berdatangan. Padahal hari ini masih suasana lebaran tapi kami terpaksa tutup pintu kalau tidak ratusan hingga ribuan lalat masuk," ujar Warga Perumnas Puri Kencana Wungu, Fitri, Sabtu (16/6/2018).

Fitri baru beberapa bulan tinggal di perumahan ini. Dia terkejut jika perumahan ini selalu diserbu lalat setiap hari. Apalagi di saat musim hujan tiba, dia terpaksa mengunci rumahnya rapat-rapat agar makanan yang berada di dalam rumahnya tidak dikerumuni lalat.

Lebih kesal lagi, kata ibu satu anak ini, ketika ada tamu berlebaran ke rumahnya. Bukannya tamu itu saja yang masuk ke rumah melainkan ratusan lalat biasa dan lalat hijau juga ikutan masuk.

Baca juga:

Penembak Malala Yousafzai Tewas dalam Operasi Serangan Udara AS

4 Jawaban Cerdas untuk Jomblo Ketika Ditanya Kapan Nikah Saat Lebaran

 

"Rasanya malu karena dikira tamu kita tidak menjaga kebersihan rumah padahal lalat memang banyak di sini," kata warga Kelurahan Seilekop ini.

Kedatangan ribuan lalat setiap hari di perkampungannya tersebut sudah menjadi pemandangan lama. Diduga lalat itu berasal dari kotoran ternak, sampah dan bau menyengat dari karet.

Sebab di kawasan ini ada peternakan ayam, tempat pembuangan sampah sementara dan pabrik karet. Sehingga memicu lalat untuk berdatangan dan berkembang biak.

"Kami minta instansi terkait mencari solusi masalah ini. Karena lalat bukannya hanya mengganggu warga saja tetapi merusak kesehatan," ucapnya.

Sementara itu, Alin pemilik warung mengaku warga di Batu 18, Kecamatan Bintim selalu membeli lem lalat di warungnya. Akibat banyak yang membeli lem lalat itupun jadi langka di sini.

"Saya sendiri pasang lem lalat juga. Lemnya itu diolesi di atas kertas dan memiliki aroma belacan. Sekali pasang ratusan lalat pasti nempel," katanya.

Selama lebaran ini dia sudah menjual 1 goni lem lalat. Namun saat ini ketersediaan lem itu sudah kosong bahkan stok dari distributor juga belum ada.

"Kalau ada 2 goni lem lalat lagi pasti ludes terjual. Tapi stok lagi tak ada dari distributor sehingga kami menyarankan agar warga membeli lem lalat di Tanjungpinang," ujarnya.

(ary)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews