Terungkap, 4 Fakta Terbaru tentang Bom Surabaya

Terungkap, 4 Fakta Terbaru tentang Bom Surabaya

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto (liputan6)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Bom bunuh diri meledak di tiga gereja di Surabaya hampir bersamaan pada Minggu, 13 Mei 2018 pagi. Malamnya, bom rakitan meledak di salah satu unit Rusun Wonocolo, Sidoarjo.

Teror bom bunuh diri juga meledak di gerbang Mapolrestabes Surabaya keesokannya. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan hal-hal yang terjadi sebelum terjadinya bom di Surabaya sebagai berikut.

1. Densus 88 Mengendurkan Pengawasan

Polisi mengakui aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya terjadi karena Densus 88 Antiteror mengendurkan pengawasan terhadap jaringan Dita Oepriarto cs. Diduga Dita cs memanfaatkan momen kendurnya pengawasan dari Densus untuk merakit bom.

"Karena melihat yang bersangkutan sudah bersosialisasi dengan masyarakat, dengan baik. Kelihatannya ini dimanfaatkan oleh mereka untuk membuat bom itu sendiri. Saat Densus mengendurkan pengawasannya, mereka memanfaatkan untuk membuat bom," tutur  Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

2. Belajar Bikin Bom dari Tutorial

Setyo mengatakan, para pelaku, yakni Dita Oeprianto, Anton Ferdiantono, dan Tri Murtiono merakit bomnya sendiri. Mereka belajar dari video tutorial pembuatan bom.

3. Tutorial Bikin Bom Diajarkan di Pengajian

"Hasil sementara yang buat adalah yang bersangkutan sendiri, Dita. Tapi mereka kan memang setiap minggu... menurut anaknya Anton (terduga teroris Rusun Wonocolo Anton Ferdiyanto), mereka ada pengajian. Di pengajian itu disampaikan film-film tentang kekerasan, film-film manual tentang pembuatan bom," jelas Setyo Wasisto.

4. Tidak Mencurigakan

Setyo menerangkan sehari-hari kegiatan yang dilakukan di kediaman Dita adalah meracik produk kesehatan herbal. "Karena dia sendiri kan membuat herbal-herbal itu. Jadi orang nggak curiga gitu kalau dia sedang meracik," imbuh Setyo.

(deb)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews