Tak Sanggup Beli Susu, Bayi di Batam Ini Kekurangan Gizi

Tak Sanggup Beli Susu, Bayi di Batam Ini Kekurangan Gizi

Bayi VA yang alami kekurangan gizi dirawat di RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Batam. (foto: ret/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID,Batam - Doni Setiawan, ayah dari bayi perempuan VA yang mengalami kondisi kekurangan gizi saat ini hanya bisa pasrah. Ia mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah.

Sudah hampir seminggu bayi sembilan bulan itu dirawat di RSUD Embung Fatimah, dan selama itu pula Doni tidak dapat bekerja karena harus menjaga VA.

“Bantuin jaga anak, karena harus selalu dikontrol,” ujar Doni saat ditemuai di RSUD, Minggu (27/1/2018).

Pria asal Sumatera Barat itu menyampaikan bahwa saat lahir sampai berumur 6 bulan, VA masih seperti bayi normal pada umumnya, karena asupan makan untuk sang ibu masih dapat dipenuhi Doni. 

“Dia masih gemuk dan sehat,” katanya sambil memandang puterinya.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, pekerjaannya yang serabutan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan mereka sekeluarga. Saat VA berumur enam bulan, Ia dan istrinya terpaksa memberikan air susu kental manis kepada VA.

“Susu formula mahal sekali, jadi hanya bisa kasih susu kental manis, tapi setelah itu kulit puteri saya jadi terkelupas, mau saya bawa ke rumah sakit tapi tak ada uang. Tadinya saya mau pinjam ke koperasi dan ketemu teman saya, dia bantu bawa ke dokter anak di Sei Panas,” katanya.

Sehari setelahnya, kata Donny sang dokter anak menelepon pihak Puskesmas Sagulung terkait bayi Doni yang dalam kondisi tidak baik. Pihak puskemas kemudian mendatangi rumah Doni dan membawa VA ke puskesmas. Namun karena alat di puskesmas kurang lengkap maka dirujuk ke RSUD. 

“Saya ngak punya BPJS, jadi saya sempat bingung, yang saya punya hanya Jamkesda dan pengurusannya juga agak sulit,” jelas Donny.

Kini, kondisi VA sudah mulai membaik, setelah dirawat berat badannya sudah bertambah 2 ons dari awalnya hanya 4,6 kg. 

Doni mengaku kebingungan karena VA harus diberikan vitamin agar kondisi gizinya cepat pulih, akan tetapi harga vitamin tersebut menurutnya sangat mahal dan pihak RSUD tidak menanggungnya.

“Kalau vitaminnya ngak ada, dia susah mau pulih. Harganya mahal, bagaimana saya mau beli, uang tidak ada,” katanya.

Sehari-harinya Doni hanya menjual es kelapa muda di depan rumahnya, sang isteri hanya di rumah membantunya berjualan sambil menjaga kelima anak mereka.

Berjualan es kelapa muda tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sekeluarga, padahal untuk mendapat untung yang lebih, ia harus memanjat sendiri pohon kelapa karena lebih murah.

“Panjat sendiri, saya itu dapat kelapa dari mana saja, ada yang di Marina, Tiban, Tembesi,” ujarnya.

Ia mengaku sangat sedih melihat pekerjaannya yang tidak banyak menghasilkan uang, tapi hanya pekerjaan serabutan yang dapat dikerjakannya saat ini, tidak banyak lowongan pekerjaan bagi dia yang hanya lulusan SD.

“Maklum hanya lulusan SD,” katanya tersipu malu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews