Mengenal Bu Pina, Wanita Tangguh di Balik Air Bersih Kota Batam

Mengenal Bu Pina, Wanita Tangguh di Balik Air Bersih Kota Batam

Bu Pina, berkaca mata (kanan) bersama kru ATB (Foto: Kezia)

Siapa wanita paling cantik di bagian produksi PT Adhya Tirta Batam (ATB) ? Semua mata pastilah tertuju kepada sesosok wanita berkerudung dengan wajah lonjong & cerah.

Dialah Helpina Br. Bangun, seorang Senior Supervisor Produksi ATB. Wanita yang akrab disapa Pina ini sehari-hari bergulat dengan pengawasan proses produksi. Sudah 17 tahun ia menggeluti bidang itu.

Di usianya yang sudah 44 tahun Pina tak kehilangan semangat. Gerak tubuhnya masih energik dengan suara tegas dan postur yang proporsional. Di sela-sela pertemuannya dengan penulis Kezia Oktiadiarti, Bu Pina tak henti-henti menerima telepon.

Maklum saja, tugasnya sebagai Senior Supervisor memiliki tanggung jawab yang berat dan cukup padat.

Bu Pina yang asli Medan ini memulai ceritanya dari 17 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2000 ketika ia pertama kali bergabung dengan ATB. Pada tahun itu, ia sudah menduduki posisi sebagai Asisten Supervisor Produksi.

Alumni Universitas Pasundan Bandung ini mengaku bahwa pilihan karirnya di ATB telah sesuai dengan minatnya di bidang pengolahan air. Air, menurutnya sangat menantang untuk diolah ditengah keterbatasan air baku di Pulau Batam. Pekerjaan ini memang telah menjadi impiannya. 

Impian itu rupanya membawa Bu Pina naik jabatan pada tahun 2002 sebagai Supervisor. Tak cukup disitu, tahun 2003 beliau dipercaya memegang kendali di dua WTP (Water Treatment Plant) Piayu sekaligus WTP Muka Kuning di bawah kepemimpinannya sejak tahun 2013 sampai saat ini. 

Sebagai satu-satunya wanita dan Senior Supervisor di bagian produksi,  beliau membawahi kurang lebih 23 orang operator dan supervisor. Bisa disebut, Bu Pina ini layaknya seorang ibu dengan banyak anak. Menjadi seorang “ibu” bukan perkara mudah, apalagi jika berbicara tentang target dalam pekerjaan.Bu Pina adalah orang yang dapat diandalkan saat Manager dan Superintendent tidak hadir di kantor karena ada kepentingan lain.

Bu Pina menggunakan pendekatan kekeluargaan agar mendukung komunikasi dengan para operator. Komunikasi yang jelas dan “to the point” adalah langkah Bu Pina menyampaikan instruksi ke bawahan dan mengutamakan pekerjaan sesuai prosedur.

Tak heran, saat ini beliau dikagumi dan dipercaya oleh manajemen sebagai Internal Trainer, Internal Auditor dan salah satu karyawan andalan ATB.

Menjadi handal tentu bukan pekerjaan mudah. Ujian demi ujian, target demi target harus dicapai dengan attitude dan kepemimpian yang pas “racikannya” dengan kondisi di ATB. Pembuktian kinerja Bu Pina tercermin dari ketahanannya menghadapi krisis air karena badai El-Nino pada tahun 2014 sampai tahun 2016 yang melanda kota Batam.

Dalam kurun waktu itu, kekeringan dimana-mana sehingga membuat ATB harus melakukan strategi produksi dan distribusi agar masyarakat dapat menikmati air bersih. Usaha keras ATB, tak terkecuali Bu Pina memberikan kontribusi dengan kelihaiannya melakukan treatment pada air dan mengkoordinasi kerja pada operator agar tetap pada jalurnya.

Tak hanya itu, di berbagai kesempatan penyuluhan ke masyarakat, Bu Pina juga menyampaikan bahwa menjaga kebersihan air tak hanya tugas ATB tetapi juga tugas masyarakat kota Batam. Perilaku membuang sampah sembarangan dan penebangan pohon seharusnya betul-betul dilarang dan ditindak tegas.

Pengalaman krisis air itu telah memberikan pengalaman berharga dalam pekerjaan. Tak hanya masalah air, Bu Pina mengaku memiliki satu kejadian yang berkesan lainnya, yaitu saat seluruh supervisor ATB mengadakan studi banding ke PDAM Bogor, PDAM Tangerang dan Palija.

Suasana kekeluargaan

Dalam bekerja Bu Pina merasakan bagaiman bentuk kebersamaan dan kekeluargaan yang luar biasa ternyata mampu menunjang kinerja dan karir.

“Ada rasa kekeluargaan diantara kita yang sangat kuat,” ujar Bu Pina bertutur kepada penulis yang tengah mengikuti "Workshop Menulis" bersama Ketua Aliansi Jurnalis Independen Batam, Muhammad Zuhri, Senin (18/9/2017). Dari sana jalinan komunikasi itu terjalin erat. Seolah tak ada lagi batas diantaranya.

Dengan rasa kekeluargaan tersebut, tak terlihat lagi batas antara operator dengan atasannya. Komunikasi antara mereka pun terjalin elok.

Kekeluargaan yang lekat pada pekerjaan sehari-hari rupanya dibawa dari rumah. Bu Pina adalah seorang ibu dari empat anak yang memupuk kedekatan dengan anak walau tanpa bantuan ART. Sebagai seorang ibu, beliau tetap memperhatikan dan memastikan tumbuh kembang anak.

Pembentukan karakter anak diwujudkan melalui tugas-tugas rumah tangga yang dilakukan oleh anak-anak bahkan walaupun mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.

Tujuan dari tugas tersebut tak lain agar anak-anak mampu mandiri, berani dan saling menjaga satu sama lain. Bu Pina pun bercerita jika anak-anaknya besar nanti, ia ingin menghabiskan masa tua sebagai trainer dan usaha dibidang jual-beli otomotif.

Sukses di pekerjaan dan keluarga menunjukkan Bu Pina mampu menjaga keseimbangan dalam hidup. Hal tersebut menjadikan Bu Pina layak menjadi role model. Tak berlebihan rasanya jika ATB bangga dengan “aset” yang melekat pada Bu Pina. Pembuktian kinerja dan kehidupan pribadi yang seimbang patut dicontoh. Tak heran, saat ini ATB membuka kesempatan belajar dan berkembang bagi karyawan, salah satunya Bu Pina.

Penuturan Bu Pina berlanjut ke harapannya pada ATB menjelang konsesi tahun 2020. Mata Bu Pina menerawang ke atas, seolah-olah mencoba membayangkan ATB di masa-masa penentuannya. Mungkin tak hanya Bu Pina, sebagian besar karyawan pun akan tak mampu berkata-kata bila pada masa konsesi harus berpisah dengan kawan-kawan di kantor.

 

Namun, terlepas dari kekuatiran itu, asa yang ada di benak Bu Pina menunjuk pada peningkatan kesejateraan dan kebersamaan di ATB jikalau akhirnya ganti pemilik.

Pertemuan singkat dengan Bu Pina sukses menorehkan kesan positif dan inspiratif. Tak terasa enam puluh menit berlalu dan hujan sudah tak terbendung lagi. Bumi yang basah dan aroma tanah basah menemani kami menutup perbincangan hangat ini.

Berpamitan dengan mata berbinar-binar, senyum mengembang dan tutur yang halus, Bu Pina membiarkan kami mengabadikan beberapa gambarnya. Akhir pertemuan ini pun dihiasi dengan kata-kata motivasi agar tetap teguh semangat dan impian kami demi ATB yang lebih baik.

Bagai singa betina yang kuat dan kokoh, Bu Pina akan tetap “mengaum”, berjalan penuh kepastian menuju masa depan.

(snw)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews