Ini Hasil Pertemuan Delegasi Massa dengan Pihak Kedubes Myanmar

Ini Hasil Pertemuan Delegasi Massa dengan Pihak Kedubes Myanmar

Para pengunjuk rasa soal Rohingya di bundaran HI. (foto: ist/sindonews)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Selama hampir kurang lebih 30 menit, 4 perwakilan pendemo bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar terkait pembantaian militer terhadap Rohingya. Keempat perwakilan tersebut diterima oleh Wakil Duta Besar Myanmar untuk Indonesia Kyaw Soe Thien.

Seorang perwakilan yang menemui pihak Kedubes Myanmar yakni Pembina Presidium Alumni 212 Kapitra Ampera. Kapitra mengatakan, ada beberapa poin yang disampaikan perwakilan peserta aksi.

"Kami minta pertama (Kedubes) ini ditutup, Kedubes ini ditutup untuk sementara," ujar Kapitra seusai bertemu wakil dubes Myanmar di lokasi, Rabu (6/9/2017). 

Selain itu, Kapitra menyebut massa juga meminta bendera Myanmar di Kantor Kedubes Myanmar diturunkan. "Kita juga minta bendera ini diturunkan," katanya.

Kapitra meminta pemerintah Myanmar untuk menghentikan penindasan terhadap etnis muslim Rohingya. "Dia harus menghentikan segala bentuk kekerasan dan genosida yang dilakukan di Rohingya," sambungnya.

Kapitra menyebutkan, Kyaw Soe Thien juga hingga saat ini tidak bisa pulang ke negara asalnya. Sebab hingga kini Myanmar masih konflik.

"Dubes bilang, Saya juga enggak bisa pulang karena situasinya juga sudah sangat krusial. Di sini enggak bisa pulang," ujar Kapitra menirukan ucapan Kyaw Soe Thien.

Saat aksi, para pengunjukrasa mengecam diamnya PBB dan dunia internasional terhadap pembantaian yang terjadi di Rohingya.

"PBB kemana? Giliran umat Islam yang disiksa diam seribu bahasa. PBB harusnya bertindak tegas," ujar sang orator pengunjuk rasa di Bundaran HI.

Massa menyebutkan, meskipun Indonesia negara mayoritas muslim tapi tidak ada pembunuhan massal bagi  umat minoritas. Indonesia umat beragama tetap menjaga keharmonisan. Massa pun meneriakkan yel-yel untuk mendukung penghentian kekerasan dan pembunuhan massal di Rohingya. "Save Rohingnya, stop genocide," tuturnya.

Orator lain sebelumnya menyampaikan, seharusnya aksi ini tidak hanya dilakukan orang umat Islam tapi semua agama di Indonesia. "Kami berkumpul bukan hanya solidaritas kami sebagai umat Islam. Apa yang terjadi di Myanmar bukan hanya kekerasan terhadap agama tapi kekerasan terhadap manusia,” tandasnya.

(ind)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews