BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pagi itu Sri tengah berkumpul bersama anak-anaknya di dalam rumah. Sekitar pukul 10.15 WIB, di luar, awan hitam terlihat bergelayut.

Tak lama kemudian, hujan turun diserta petir. Tak berselang lama, hal mengejutkan terjadi. 

Rumahnya terasa bergoyang. “Rumah seperti mau runtuh," kata Sri menceritakan peristiwa horor puting beliung yang memporak-porandakan rumahnya di Tanjung Riau, Batam, Kepulauan Riau, Senin (1/5/2017).

Ia pun panik. “Saya waktu itu sedang bersama anak-anak," ujar Sri. Angin itu diduga datang dari arah laut lalu menyisir pantai.

Secepat kilat, Sri langsung menyambar anaknya yang masih berusia satu tahun, lalu lari berusaha menyelamatkan diri ke dalam kamar, berikut tiga anaknya.

“Saya lari ke kamar dan menggendong anak yang masih satu tahun,” ucapnya.

Sri kemudian melihat hal mengerikan. Angin puting beliung menerpa bagian atap rumahnya.

Atap-atap tercabut. Sejumlah rumah yang berdekatan dengan rumah Sri tak luput dari angin puyuh tersebut.

"Saya melihat atap rumah saya terbang dan berputar-putar,” ujar Sri dengan wajah tampak syok.

Pukul 10.00 WIB, wilayah Sekupang memang tengah diguyur hujan deras dan diserta angin. 

Peristiwa angin puting beliung itu merusak sekitar 21 rumah. Sembilan diantaranyarusak parah. Sekitar 12 rusak ringan.

“Rumah saya paling parah,” ujar wanita berusia 36 tahun.

Sri saat itu hanya bisa pasrah atas keselamatannya. Ia mendekam anaknya sekuat tenaga agar tidak terjadi apa-apa.

"Saya sudah pasrah saja, anak saya gendong dan yang lainnya saya peluk di pojok kamar," kata wanita berambut panjang.

Wajah Sri, sore itu terlihat letih. Matanya merah dan sembab. Rambutnya terlihat kusut.

"Kami masih tinggal d irumah itu, tanpa atap. Dan bisa langsung melihat bintang," ucapnya sambil tersenyum kecut.***