Waspada, Gula Pemicu Penyakit Diabetes Beredar Luas di Batam

Waspada, Gula Pemicu Penyakit Diabetes Beredar Luas di Batam

Ilustrasi gula rafinasi (Foto: Net)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Gula rafinasi masih marak di Batam, Kepulauan RIau. Asosiasi Gula dan Terigu Kepulauan Riau akan meminta kepada Gubernur Kepri membentuk tim monitoring gula berbahaya tersebut. 

Gula tersebut dengan bebas masuk ke Batam tanpa ada hambatan, yang diperoleh dari luar negeri.

"Kita akan menghadap Gubernur untuk bentuk tim monitoring gula rafinasi, karena Batam dan Kepri itu masih banyak beredar," ujar Nurabaini, Ketua DPP Asosiasi Gula dan Terigu Kepri usai rapat koordinasi dengan Kementrian Perdagangan di Harris Hotel, Rabu (26/4/2017). 

Ia mengatakan tentunya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, baik itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun Kepolisian dalam memonitoring peredaran gula rafinasi.

Gula rafinasi atau gula kristal putih adalah gula mentah yang telah mengalami proses pemurnian untuk menghilangkan molase sehingga gula rafinasi berwarna lebih putih dibandingkan gula mentah yang lebih berwarna kecokelatan. 

Nurabaini menuturkan bahwa selama ini peredaran gula rafinasi di Batam tidak terkontrol, diantaranya bisa dilihat di pasar-pasar tradisional yang menjual gula tersebut. 

Gula tersebut memang dangat dinikmati oleh para pedagang karena harga yang relatif lebih murah dibanding dengan gula yang diproses dari tebu.

"Tentu disukai, modal awal gula itu Rp 6 ribu atau Rp 7 ribu perkilonya kemudian nanti akan dijual dengan harga Rp 11 ribu, untungnya lumayan banyak, makanya lebih banyak pedagang menjual gula tersebut," kata dia. 

Dari segi kesehatan, gula rafinasi sangat berbahaya karena mengandung diabetes yang sangat tinggi, sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi bagi kalangan rumah tangga. 

"Bisa mati pelan-pelan, karena kandungan diabetesnya sangat tinggi, ini yang membahayakan," jelasnya. 

Secara kasat mata gula rafinasi sama seperti gula yang diproses dari tebu, pada saar ininpun Gula rafinasi sudah terdiri dari dua warna, baik itu putih ataupun cokelat. 

"Sekarang sudah ada yang cokelat, tidak hanya yang putih saja," ungkapnya. 

Nurbaini menjelasakan selama ini belum ada tim monitoring gula rafinasi tersebut, Ia sendiri baru beberapa bulan menjabat di kepengurusan Asosiasi Gula dan Terigu.***

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews