Sejarah, NASA Temukan Tiga Planet yang Bisa Dihuni Manusia

Sejarah, NASA Temukan Tiga Planet yang Bisa Dihuni Manusia

Sistem tata surya TRAPPIST-1 yang memiliki tujuh planet mirip Bumi dan tiga di antaranya berpotensi memiliki kehidupan (AFP/R.Hurt / T.Pyle / European Southern Observatory).

BATAMNEWS.CO.ID, New York - Para astronom telah berhasil menemukan tujuh planet berukuran mirip Bumi dalam sebuah tata surya di posisi yang relatif dekat dengan Bumi, demikian dilansir Reuters yang mengutip sebuah hasil studi yang diterbitkan pada Rabu (22/2/2017).

Ilmuwan badan angkasa luar Amerika Serikat (NASA) mengklaim, menemukan sistem tata surya di luar galaksi Bima Sakti dan mempunyai sedikitnya tiga planet mirip Bumi yang menyediakan material pendukung kehidupan.

Astronom Universitas John Oores Liverpool Dr Chris Copperwheat mengungkapkan, sistem tata surya itu di kalangan ilmuwan sementara dinamakan Trappist-1. Galaksi itu sebenarnya sudah ditemukan sejak tahun 1990.

"Namun, dibutuhkan penelitian awal sehingga baru dipublikasikan kekinian. Ukuran ketiga planet itu juga sama seperti Bumi. Ketiganya juga besar kemungkinan memiliki lautan, yang menjadi faktor terpenting kehidupan," terangnya seperti dilansir Independent, Rabu (22/2/2017).

Bintang induk pada tata surya itu dinamai TRAPPIST-1. Ukurannya kecil dan terletak di konstelasi Aquarius. Jaraknya sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi - jarak yang termasuk dekat dalam standar astronomi.

Ilmuwan, kata Dr Chris Copperwheat, tengah melanjutkan penelitian mengenai Trappist-1, terutama pencarian sejumlah molekul dan jejak oksigen pada lapisan atmosfer yang menandakan adanya kehidupan biologis.

Sementara peneliti Institut Astronomi Cambridge Dr Amaury Triaud meyakini, penelitian untuk membuktikan faktor-faktor pendukung kehidupan di tiga planet itu bakal selesai dalam 10 tahun atau satu dasawarsa ke depan.

“Meski bukti-buktinya masih perlu dicari, kami menilai subjek-subjek kehidupan seperti manusia bisa berkembang di ketiga planet tersebut. Hal yang juga mengembirakan adalah, usia matahari sebagai pusat mereka lebih muda daripada matahari tata surya kita,” ungkap Amaury.

Perbandingannya, kata Amaury, matahari galaksi Trappist-1 berada dalam fase awal perkembangan bahkan ketika matahari di galaksi Bima Sakti kehabisan energi atau mati.

Faktor lain yang patut dipertimbangkan untuk menjadikan ketiga planet itu sebagai rumah masa depan makhluk Bumi adalah, jaraknya yang relatif dekat.

“Jarak Bumi ke ketiga planet itu 39 tahun cahaya, dengan perbandingan satu tahun cahaya setara 9  triliun kilometer,” tandasnya.  

Lebih unik lagi, tiga dari tujuh planet itu mengitari bintang induk mereka pada jarak yang tepat - cukup untuk membuat air mengalir di permukaan ketiganya - dan karenanya membuka peluang adanya kehidupan di tiga planet itu.

"Penemuan ini memberikan petunjuk bahwa menemukan Bumi kedua bukan lagi sebuah pengandaian, tetapi hanya soal kapan ia ditemukan," kata Thomas Zurbuchen, kepala peneliti dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA).

Adapun diameter TRAPPIST-1 hanya 8 persen dari diameter Matahari. Para ilmuwan meneliti arsitektur tata surya ini dengan mengamati perubahan cahaya TRAPPIST-1 ketika planet-planetnya bergerak di antara bintang induk mereka itu dan Bumi.

Bahkan jika belum ada kehidupan di tiga planet itu saat ini, masih banyak waktu tersedia agar kehidupan bisa muncul. TRAPPIST-1 diperkirakan berusia 500 juta tahun dan diperkirakan masih bisa bertahan hingga 10 triliun tahun.

Matahari kita, sebagai perbandingan, diperkirakan bisa bertahan hingga 10 miliar tahun dan kini sudah menjalani separuh dari harapan hidup itu.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews