Polisi Usut Tewasnya Pekerja yang Tewas Kecelakaan Kerja di Batu Ampar

Polisi Usut Tewasnya Pekerja yang Tewas Kecelakaan Kerja di Batu Ampar

Tanker Nona Tang II yang meledak dan menewaskan satu orang di Batu Ampar beberapa waktu lalu. Kecelakaan kerja kembali terjadi di sebuah perusahaan di Batu Ampar (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Jajaran Satuan Reserse Kriminal Polsek Batu Ampar dan Polres Barelang menyelidiki tewasnya Sujono (38), karyawan subkon PT AMI yang bekerja di PT Ultraco, Batuampar.

Pria asal Lombok itu tewas setelah sempat dirawat di rumah sakit. Ia terlempar puluhan meter setelah tanki yang tengah dikerjakan meledak. Sujono tewas pada Rabu (18/1/2017) sore.

"Saat kita sedang melakukan pemeriksaan dan jasad korban sudah kita bawa ke RS Bhayangkara dan sudah dimintakan visum untuk mengetahui apakah ada unsur kesengajaan atau tidak karena pihak management perusahaan terkesan bungkam dan seakan menutupi kejadian tangki meledak tersebut," ujar Kapolsek Batu Ampar Kompol Arwin saat dikonfirmasi batamnews.co.id pada, Kamis (19/1/2017) sore.

Arwin menuturkan, pihaknya juga menyanyangkan atas peristiwa tersebut dimana pihak perusahaan tidak mau diajak kerja sama untuk melaporkan ledakan tersebut terkesan menyembunyikan kejadian ini. 

"Perusahaan lambat sekali melaporkan kejadian kepada pihak polisi dan enam jam paska kejadian baru melaporkan,ini kan membuat persulit diri sendiri," ujarnya.

Arwin menuturkan, peristiwa ini berawal saat korban sedang melakukan spray di dalam tangki namun, tiba-tiba tangki meledak karena ada karyawan yang melakukan pengelasan di dalam tangki.

“Korban sedang melakukan spray di dalam tangki namun, tiba-tiba tangki meledak karena ada karyawan yang melakukan pengelasan di dalam tangki dan korban terlempar sekitar dua puluh meter dan meninggal di tempat dengan kondisi luka bakar di sekujur tubuh," ujar dia.

Sementara itu Werman mandor subkon PT AMI saat dikonfirmasi batamnews.co.id pada, Kamis (19/1/2017) sore mengatakan, pihak keluarga korban yang berada di Lombok meminta kepada perusahaan agar jasadnya korban dibawa balik ke kampung.

Terkait alasan lambatnya memberikan laporan kepada polisi, Werman mengatakan karena pihak keluarga ingin cepat cepat dibawa pulang namun keinginan itu ditolak perusahaan.

"Korban kita masukan lagi ke RSBK dan pihak HRD  lalu mengurus surat laporan polisi," ujarnya.

Werman menambahkan. saat ledakan korban dibawa ke klinik perusahaan dan setelah itu dipindahkan ke RSBK untuk mendapatkan pertolongan namun nasib berkata lain.

"Korban sudah di Rumah Sakit Bhayangkara saat ini untuk diautopsi," kata dia.


[jim]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews