Kisah Panjang Liliyana Natsir Mengejar Impian...

Kisah Panjang Liliyana Natsir Mengejar Impian...

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Rio - Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses memenangkan final ganda campuran di Olimpiade Rio, Brasil, Rabu, 17 Agustus 2016. Keduanya mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia dengan skor 21-14 dan 21-12.

Kemenangan ini membuat Tontowi/Liliyana sukses meraih medali emas bagi Indonesia di Olimpiade Rio. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Brasil, sebuah kado istimewa di Hari Ulang Tahun Indonesia ke-71.

Sejumlah prestasi sudah diraih pasangan ini. Keduanya juga sudah meraih gelar All England Superseries Premier pada tahun 2013 secara beruntun.
 
Tahun lalu, anak asuhan Richard Mainaky itu juga mencatat sejarah karena berhasil merebut kembali gelar ganda campuran bagi Indonesia di ajang All England, sejak pasangan Christian Hadinata/Imelda Wigoeno mendapatkannya pada tahun 1979.
   
Liliyana dikenal begitu lengket dengan mamanya, Jin Chen. Bahkan, saat memutuskan merantau ke Jakarta pada usia 12 tahun untuk bergabung dengan klub PB Tangkas, Liliyana masih ditemani mamanya hingga tiga bulan.

"Saya sampai kos (indekos) dekat Tangkas," ujar Jin Chen.

Jin Chen tak pernah lepas memantau Adek, panggilan sayangnya untuk Liliyana. Dia selalu menemani Liliyana pada masa awal sang anak masuk asrama PB Tangkas.

"Tante selalu urus dia sendiri dari bayi sampai besar. Bahkan, dia dan kakaknya selalu tante suapin setiap makan, baju disiapkan, benar-benar tergantung sama tante," kenang Jin Chen.

Dia baru berpisah dengan putrinya saat Liliyana menyatakan ingin serius mendalami bulu tangkis. Jin Chen lantas kembali ke Manado untuk mengurus bisnis onderdil dan bengkel yang dijalankan bersama suaminya, Benno Natsir.

"Saat saya mau pulang dia nangis-nangis di asrama karena tidak mau pisah dengan tante. Tetapi tante ajak pulang pun dia tidak mau jo. Dia minta tante tinggal di Jakarta, biar kakaknya di Manado diurus papanya," ujar Jin Chen dengan logat Manado.

Sejak itulah Liliyana dipanggil Butet, si bungsu yang suka menangis dan tidak bisa lepas dari mamanya.

"Dahulu temannya orang Batak bilang kalau di kampungnya, seperti Liliyana ini dipanggilnya Butet. Akhirnya malah keterusan," kata Jin Chen, lalu tertawa.

Kini Jin Chen bisa tertawa mengenang pengorbanannya saat itu. Kadang dia masih tak percaya anaknya bisa menjadi atlet bulu tangkis berprestasi yang kerap mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional.

"Semua pengorbanannya, jauh dari orangtua, nangis-nangis, sekarang terhapus. Saya bilang sama dia kalau saya senang Adek sukses di olahraga," ujarnya.

Bakat olahraga

Liliyana tidak lahir dari keluarga atlet. Akan tetapi, sejak kecil dia punya bakat di bidang olahraga. Di sekolahnya, dahulu dia juga dikenal jago bermain basket.

Kegemaran keluarga bermain bulu tangkis membuat perempuan kelahiran 9 September 1985 itu tertarik dengan olahraga tersebut. Ayahnya, Benno Natsir, mengarahkan Liliyana sampai dia bergabung dengan klub bulu tangkis lokal, Pisok, pada usia sembilan tahun.

Setelah Liliyana menjadi atlet besar pun, Benno masih sering mengarahkan putri bungsunya bertanding.

"Papanya suka mengarahkan, kasih tahu kelemahan lawan-lawannya dan harus bagaimana," kata Jin Chen, yang fasih menyebut deretan lawan Liliyana dan istilah-istilah bulu tangkis.

"Sampai sekarang kami selalu pantau dan terus memotivasi dia. Dia itu maunya juara. Kalau kalah selalu bilang ke saya, saya mau balas dia, Ma. Lalu saya memotivasinya kalau mau balas harus lebih giat berlatih," kata dia.

Kini segudang prestasi telah Liliyana raih. Sebelum berpasangan dengan Tontowi, Liliyana pernah menjadi pemain ganda campuran nomor satu Indonesia bersama Nova Widianto. Bersama Nova, dia meraih gelar juara dalam Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2005 dan 2007 serta berbagai prestasi bergengsi lainnya.

Ia juga pernah bermain di nomor ganda putri bersama rekannya Vita Marissa (2007-2008) dan meraih prestasi membanggakan seperti juara Indonesia Terbuka 2008 dan China Masters 2007.

Selanjutnya, Liliyana ingin meraih kembali gelar Kejuaraan Dunia bersama Tontowi Ahmad.

(ind/berbagai sumber)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews