SMK Migas Natuna Menolak Pindah ke Bangunan di Tengah Hutan, Ini Alasannya

 SMK Migas Natuna Menolak Pindah ke Bangunan di Tengah Hutan, Ini Alasannya

Bangunan sekolah yang berada di tengah hutan di Natuna. (foto: fox/mam)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Kendati belum punya bangunan sendiri dan masih numpang, SMK Migas Natuna menolak wacana dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Natuna untuk dipindahkan ke bangunan SMK proyek Provinsi di desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut.

Seperti diketahui, bangunan yang dipakai oleh SMK Migas dalam proses belajar mengajar sekarang ini merupakan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang akan segera difungsikan tahun depan.

Sementara itu, penolakan pihak yayasan SMK ini pindah ke bangunan yang didirikan lewat proyek Pemprov Kepri tersebut ditenggarai karena bangunan sekolah disana disebut-sebut bermasalah dalam hal perencanaan.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK - Migas) Natuna, Yanto membenarkan jika pihak dinas pendidikan Kabupaten Natuna sudah menawarkan agar SMK Migas ini pindah ke bangunan SMK di desa Ceruk. Tapi  pihak sekolah menolak jika SMK Migas harus pindah ke desa Ceruk.

"Sampai saat ini, kita dari pihak sekolah tetap menolak jika sekolah ini harus pindah ke desa Ceruk," kata Yanto kepada Batamnews.co.id, Selasa (10/8/2016).

Diterangkan Yanto ada beberapa alasan kenapa pihak sekolah menolak jika SMK Migas dipindah di desa Ceruk.

"Alasan pertama karena fasilitasnya belum lengkap seperti belum dialiri listrik, jarak tempuh yang jauh dari perkampungan masyarakat (di tengah hutan) dan jalannya belum layak untuk dilewati. Jika kita paksakan pindah disana maka akan mempengaruhi minat siswa untuk masuk ke sekolah tersebut,"terang Yanto.

Diakui Yanto, jika nantinya bangunan yang ditempati SMK Migas sekarang ini diambil alih oleh pihak SKB, maka SMK Migas rencana akan menggunakan bangunan gendung bekas universitas Lancang Kuning (Unilak).

"Sambil menunggu sekolah ini mempunyai bangunan sendiri, kita akan menggunakan bangunan bekas Unilak di belakang SMAN I Ranai. Karena kita sudah melihat bangunan itu layak dibandingkan dengan bangunan di desa Ceruk tersebut,"jelas Yanto.

Ia menambahkan, bukan hanya pihak guru yang menolak sekolah tersebut dipindahkan di desa Ceruk, siswa dan wali murid juga menolak.

[mam]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews