Penyelidikan Kartel Harga Tiket Ferry Batam-Singapura oleh KPPU Berlanjut

Penyelidikan Kartel Harga Tiket Ferry Batam-Singapura oleh KPPU Berlanjut

Konter tiket ferry internasional di Batam (Foto: Batamnews)

Batam, Batamnews - Komisi Persaingan dan Pengawasan Usaha (KPPU) Wilayah I Sumatera terus melanjutkan penyelidikan terhadap dugaan kartel harga tiket ferry internasional rute Batam-Singapura. Kasus ini sempat mandek, namun kini kembali mendapatkan perhatian serius dari KPPU.

Lonjakan Harga Tiket

Harga tiket ferry yang awalnya hanya berkisar Rp 350 ribu untuk pulang pergi ke Singapura, melonjak hingga lebih dari 100 persen pasca pandemi Covid-19. Saat ini, harga tiket mencapai Rp 750 ribu untuk two way (pulang-pergi).

Pemeriksaan Saksi

Kepala Kantor Wilayah I KPPU, Ridho Pamungkas, menyatakan bahwa saksi-saksi dalam kasus ini telah dimintai keterangan. Saksi-saksi tersebut berasal dari Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Batam, operator pelabuhan, Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Agenda Penyelidikan

"Kita tetap lanjut," ujar Ridho kepada Batamnews.co.id. “Untuk pemeriksaan para terlapornya, kami agendakan kembali di tahun depan,” tambahnya. Sebelumnya, KPPU Wilayah I juga telah melakukan pengumpulan data dan informasi di lapangan.

Dugaan Kartel

Sejak pembukaan pintu masuk kedua negara pada April 2022, seluruh operator kapal bersamaan mematok harga tiket kapal sebesar Rp 750 ribu untuk two way. Kenaikan tarif yang signifikan ini, hampir dua kali lipat dari harga sebelumnya, menimbulkan dugaan adanya permainan kartel dalam penetapan harga tiket.

Latar Belakang

Selama pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun, pintu masuk kedua negara ditutup. Namun, baru dibuka pada April 2022. Sebelum pandemi, harga tiket kapal Batam-Singapura berkisar antara Rp 350 ribu hingga 500 ribu. 

KPPU Wilayah I Sumatera berupaya mengungkap kebenaran di balik lonjakan harga tiket ini dan apakah terdapat praktik kartel yang melanggar hukum persaingan usaha. Namun belakangan penyelidikan itu mandek. 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews