Cerita Penumpang Scoot TR16 saat Terjadi Ancaman Bom Saat di Udara; Saya Hanya Mengetik dan Mengetik

Cerita Penumpang Scoot TR16 saat Terjadi Ancaman Bom Saat di Udara; Saya Hanya Mengetik dan Mengetik

Pria Australia, 30, yang diduga pelaku pengancaman bom di pesawat Scoot TR16 (Foto: 9News.au)

Singapura, Batamnews.co.id - Seorang pria asal Australia Barat dilaporkan telah dikenakan tuntutan setelah ancaman bom memaksa sebuah pesawat penumpang menuju Perth untuk kembali ke Singapura dengan pengawalan jet tempur.

Penerbangan Scoot budget airline TR16 meninggalkan Bandara Changi Singapura pada pukul 16.10 waktu setempat (19.11 AEDT) kemarin menuju ibu kota Australia Barat.

Sekitar 40 menit setelah penerbangan dimulai, ancaman bom diduga dibuat di udara.

Pesawat Dreamliner 787 tersebut mengitari beberapa kali di lepas pantai Singapura sebelum kembali. Penumpang awalnya diberitahu bahwa ini adalah karena "masalah teknis" sebelum pengumuman dibuat tentang ancaman bom ketika eskor militer tiba di luar jendela mereka.

"Ada panggilan yang diterima bahwa ada bom di pesawat kami," kata kapten kepada penumpang, sebelum menambahkan: "Mohon jangan khawatir, kami percaya ini adalah tipuan."

Insiden ini membuat penumpang merasa cemas. "Saya tahu tidak ada internet di sana tetapi saya terus mengetik dan mengetik dan mengetik," kata Sue Nair kepada 9News.

Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, mengatakan dalam postingan Facebook bahwa dua pesawat jet tempur F-15SG dikerahkan untuk mengawal penerbangan Scoot kembali ke Bandara Changi.

Pesawat mendarat dengan selamat sekitar pukul 18.30 waktu Singapura (21.30 AEDT) dan pesawat kemudian dinaiki oleh personel keamanan.

Sebuah landasan pacu ditutup dan beberapa penerbangan masuk mengalami penundaan selama operasi, menurut laporan media lokal.

Pria Australia tersebut, berusia 30 tahun, didampingi oleh polisi keluar dari pesawat Scoot dan dilaporkan telah dikenakan tuntutan.

Penumpang menggambarkan pria tersebut sebagai "agak linglung" dan mengatakan "dia tidak berbicara sama sekali" ketika dihadapi oleh awak pesawat dan otoritas.

Seorang teman pria tersebut mengatakan bahwa temannya telah berjuang dengan kesehatan mentalnya. "Saya berbicara dengan ibunya pagi ini, dia sangat stres, sangat bingung," kata temannya kepada 9News.

Penumpang penerbangan TR16 akhirnya tiba di Bandara Perth sekitar pukul 04.00, dengan insiden tersebut menyebabkan penundaan delapan jam.

Maskapai mengeluarkan permintaan maaf kepada penumpang atas gangguan perjalanan mereka, meskipun sebagian besar penumpang hanya senang bisa pulang dengan selamat.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews