Tantangan Media di Era Digital, Strategi Bisnis dan Jurnalisme

Tantangan Media di Era Digital, Strategi Bisnis dan Jurnalisme

Ilona Juwita, CEO dan Co-Founder ProPS. (Foto: Suara.com)

Jakarta, Batamnews - Era digital yang berkembang pesat telah mengubah lanskap media dan jurnalisme. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dalam era ini menggeser hampir semua kegiatan masyarakat dari dunia nyata ke dunia maya.

Perubahan ini telah membuka peluang baru bagi industri media dan jurnalisme, tetapi juga membawa tantangan besar. Janoe Arijanto, VP Dentsu Indonesia, menekankan pentingnya kreativitas dalam media yang semakin berkembang, terutama dengan munculnya aturan baru dari Google dan pemerintah.

Pada Local Media Summit 2023 yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Arijanto berbagi sepuluh langkah yang harus diambil dalam bisnis media:

Baca juga: 27 Jurnalis Anggota AJI Peserta UKJ Angkatan 90 Tanjungpinang Dinyatakan Kompeten

  1. Belanja iklan di platform besar di atas 70 persen.
  2. Kampanye konten pendek untuk kampanye jangka pendek.
  3. Pemasaran influencer dan ekonomi influencer.
  4. Monetisasi streaming langsung.
  5. Munculnya platform hiburan dan video pendek.
  6. Perdagangan elektronik dan optimasi perdagangan sosial.
  7. Tanggung jawab sosial sebagai kampanye prioritas.
  8. Konten untuk perdagangan dan pemasaran afiliasi.
  9. Data Pihak Pertama.
  10. Personalisasi hiper atau pendekatan yang disesuaikan.

Data menjadi kunci dalam pengelolaan portal berita online, karena memungkinkan personalisasi konten sesuai dengan preferensi pembaca. Penggunaan data dan teknologi dalam menyediakan konten yang sesuai dengan kebutuhan konsumen adalah langkah penting.

"Pendekatan yang menggunakan data dan teknologi atau menyediakan konten, produk atau pesan iklan yang sangat sesuai dengan kebutuhan konsumen," sambungnya.

Janoe juga menyampaikan, bahwa tantangan di jurnalisme dan bisnis media ke depan akan semakin sulit. Karena, banyak yang membuat media dibangun oleh semangat jurnalisme.

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, AJI Berikan Fasilitas UKJ Gratis untuk Anggota

Seperti, bentuk yang akan menyulitkan jurnalisme dan bisnis media itu dari ketergantungan kepada ke media platform, data audience dikuasai oleh platform teknologi, masuk dalam lingkaran dilematis SEO, melemahnya bargaining position publisher.

Kemudian, pudarnya hubungan langsung penerbit dan pengiklan, bersaing dengan crowd content, menghadapi kendala transparansi data dan Influencer marketing.

 

Meski hal itu perlahan sudah ada, dia juga menjelaskan ada pekerjaan rumah yang sangat panjang ke depan bagi bisnis media dan jurnalisme

"Yakni mendorong fairness mega platform, dari ruang iklan integrasi aset digital, penguatan First Party Data, Penguatan data audience di aset multi platform, Community and multi segment engagement, Memposisikan media sebagai brand dan Memperkuat proses dan model bisnis multiplatform," jelasnya.

Masih ditempat yang sama, CEO and Co-Founder ProPS, Ilona Juwita menjelaskan, sudah banyak media menurun pendapatan di google, ada 40 hingga 60 persen.

Tentunya kata Ilona ada cara untuk meminimalisir hal tersebut, yakni dengan prinsip konten, pendistribusian hingga optimisme.

"Paling sederhana adalah ketika sudah mulai mengikuti kebijakan-kebijakan google, pasalnya tanpa sadar bahwa aktifitas kita membuat konten itu bersebrangan dengan google. karena pada umumya, ketika teman-teman membuat konten yang tidak terkomunikasi, wujudnya tidak ada," ucapnya.

Dia juga berujar soal adanya standar yang harus diketahui pimpinan media yakni soal pemasangan. Hal tersebut agar konten yang dibuat tidak terhalang apalagi sampai tertutup iklan.

"Server memang menjadi pondasi, tapi tidak terlalu mahal juga, kita juga harus tahu server ini sudah dipasang apa saja. Karena, spending ini memang sangat berpengaruh, yang bagus itu hanya tiga detik ketika membuka halaman kita. Pasalnya, jika melebihi itu tentu sudah sangat sulit lagi untuk bersaing, apalagi baru bisa di akses 9 detik," ujarnya.

"Masalah traffic kecil juga, bukan hanya dari algoritma saja, bisa juga mengacu terhadap spending yang memang harus diperbaiki," tutupnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews