Ini Alasan Singapura Minta Impor Listrik 'Bersih' dari Indonesia

Ini Alasan Singapura Minta Impor Listrik

Kesulitan lahan membuat Singapura meminta listrik bersih, energi baru terbarukan dari Indonesia (ilustrasi)

Batam, Batamnews - Dewan Energi Nasional (DEN) telah mengungkapkan alasan di balik permintaan Singapura untuk impor listrik yang berasal dari sumber energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.

Menurut anggota DEN, Herman Darnel Ibrahim, Singapura memiliki sedikit sumber energi terbarukan yang signifikan. Salah satu opsi energi terbarukan yang mungkin bisa dimanfaatkan oleh Singapura adalah energi surya.

"Saya telah mengamati bahwa Singapura tidak memiliki sumber energi terbarukan yang besar, seperti geotermal dan hidro. Satu-satunya peluang adalah energi surya," ungkap Herman seperti dikutip CNBCIndonesia  pada Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Prancis Minta Apple Hentikan Penjualan iPhone 12 Apple karena Masalah Radiasi Elektromagnetik

Namun, masalah lain yang dihadapi oleh Singapura adalah kurangnya lahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan energi surya karena harga lahan di negara tersebut sudah sangat tinggi.

Dengan kondisi ini, Herman berpendapat bahwa ini adalah alasan utama mengapa Singapura meminta pasokan listrik dari sumber EBT dari negara lain, termasuk Indonesia.

"Tapi di Singapura, pengembangan energi surya memerlukan lahan yang luas, dan lahan di Singapura sangat mahal. Oleh karena itu, Singapura mencari pasokan dari negara lain," tambahnya.

Baca juga: Profil PPTK, Tersangka dalam Kasus Korupsi 2 Milyar di Bagian Umum Setda Lingga

Herman juga mengungkap bahwa Singapura telah mencari pasokan energi terbarukan dari negara lain, termasuk ke Johor Bahru, Malaysia. Permintaan Singapura untuk mengimpor listrik dari Indonesia adalah bagian dari upaya mereka untuk memastikan sumber energi terbarukan di negara mereka, serta untuk memenuhi persyaratan internasional terkait penggunaan EBT.

Sebagaimana diketahui, Singapura membutuhkan pasokan listrik hingga 4 Giga Watt (GW) dalam waktu dekat, dengan Indonesia diminta untuk menyediakan sekitar 50% dari kebutuhan ini, yaitu sekitar 2 GW. Ekspor listrik Indonesia ke Singapura diperkirakan akan dimulai pada tahun 2026 hingga 2027 mendatang.

"Kita mendengar bahwa hingga tahun 2035, Singapura berencana untuk membeli 4 GW AC green electricity yang berasal dari sumber energi surya, dan Indonesia telah menyetujui alokasi sekitar 50% dari kebutuhan tersebut," ungkap Rachmat Kaimuddin, Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko, pada acara Konferensi Pers Indonesia Sustainability Forum (ISF), beberapa waktu lalu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews