Babak Baru Konflik Lahan di Sei Nayon Batam: Perusahaan Mengeluarkan Surat Peringatan, Warga Tetap Bertahan

Babak Baru Konflik Lahan di Sei Nayon Batam: Perusahaan Mengeluarkan Surat Peringatan, Warga Tetap Bertahan

Babak baru kisruh lahan di Sei nayon Bengkong, perusahaan layangkan surat peringatan (ist)

Batam, Batamnews - PT Citra Mitra Graha, pemilik lahan di Sei Nayon, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau, telah mengirimkan Surat Peringatan (SP) pertama terkait pemberitahuan pengosongan dan pembongkaran di kawasan RT 03 setempat.

Surat tersebut diterbitkan pada tanggal 5 Mei 2023. SP tersebut dikeluarkan setelah upaya mediasi yang ditawarkan oleh PT CMG tidak berhasil.

Baca juga: Kisruh Lahan Sei Nayon, Perusahaan Sesalkan Pernyataan Legislator Kepri Uba Sigalingging

Dalam surat tersebut, juga tercatat penolakan warga yang tinggal di atas lahan tersebut terhadap tawaran pemberian atau penggantian kompensasi berupa tanah kaveling yang disediakan oleh perusahaan.

Perusahaan memberikan waktu tujuh hari sejak tanggal surat diterbitkan agar warga segera mengosongkan dan membongkar bangunan yang berdiri di atas lahan tersebut.

Baca juga: Polemik Lahan Sei Nayon Batam: Warga dan Perusahaan Belum Ada Titik Temu

Menyikapi SP ini, seorang tokoh masyarakat di Sei Nayon, Pius, angkat bicara. Dia dan warga terdampak tidak akan meninggalkan lokasi tempat tinggal mereka selama puluhan tahun.

"Kami telah membayar PBB selama bertahun-tahun. Kami tinggal di sini sejak 23 tahun lalu. Itu bukan hanya tanah kosong, tapi itu adalah rumah kami yang sudah tertata dengan rapi," ujarnya saat dihubungi Batamnews, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Kepala BP Batam Duduk Bareng Warga Sei Nayon Bahas Permasalahan Lahan

Dia menyatakan bahwa warga setempat tidak gentar menghadapi ancaman yang dilancarkan oleh pihak perusahaan. Mereka bertekad untuk tetap tinggal di lahan tersebut.

"Kami tidak takut dengan surat peringatan. Siapa mereka sebenarnya? Kami tetap akan tinggal di sini," kata Pius.

Dia juga meminta pemerintah daerah setempat, baik Pemerintah Kota maupun BP Batam, untuk melihat masalah ini dengan jelas. Warga mengalami dilema dan bahkan pernah mengalami teror.

"Kami juga meminta pemerintah melihat situasi ini dengan belas kasihan. Pemerintah seharusnya memerangi kemiskinan, bukan rakyat miskin," tambahnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews