Masjid Laksamana Cheng Ho di Batam: Sejarah dan Perpaduan Budaya China, Islam, dan Indonesia

Masjid Laksamana Cheng Ho di Batam: Sejarah dan Perpaduan Budaya China, Islam, dan Indonesia

Pengusaha Batam, Abi, berfoto bersama sejumlah pejabat Kementerian Agama beberapa waktu lalu di depan Masjid Laksamana Cheng Ho (Foto: Ist)

Batam, Kepulauan Riau - Masjid Laksamana Cheng Ho di kawasan Golden City, Bengkong, Kota Batam, merupakan salah satu ikon Kota Batam dan simbol perpaduan budaya China, Islam, dan Indonesia. Dibangun pada tahun 2015, masjid ini menampilkan nuansa Tionghoa yang unik dan mencerminkan kulturasi yang erat antara ketiga budaya tersebut.

Dilansir dari laman resmi Kemenag, Masjid Muhammad Cheng Ho merupakan masjid megah dibangun tanpa kubah itu dihiasi berbagai ornamen yang berpadu dengan rangkaian huruf-huruf Arab.

Sebagai upaya mengenang sejarah perjalanan Laksamana Tiongkok, Cheng Ho, dan anak buahnya ke Indonesia, masjid ini dibangun oleh seorang pengusaha Tionghoa Batam bernama Abi.

Cheng Ho adalah seorang laksamana laut yang datang dari Tiongkok dan memimpin ekspedisi pelayaran sebanyak tujuh kali ke Indonesia pada tahun 1416, dengan membawa lebih kurang 27.000 anak buah.

Ia merupakan seorang muslim tulen, anak dari Haji Ma Ha Zhu dan ibunya berasal dari marga Oen (Wen) Tiongkok. Cheng Ho pernah singgah di Aceh, Palembang, dan beberapa tempat di Pulau Jawa, serta diberi kepercayaan oleh Kaisar Cina Yongle yang berkuasa pada tahun 1403 hingga 1424.

Diresmikan oleh Menko Bidang Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo dan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 21 Februari 2015, Masjid Cheng Ho dibangun tanpa kubah dan dihiasi dengan ornamen khas Tionghoa berpadu dengan rangkaian huruf-huruf Arab.

Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 80x80 meter dengan luas bangunan 20x30 meter, cukup untuk menampung sekitar 200 jemaah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews