Tips Cegah Penularan Wabah Cacar Monyet dari Pakar UGM

Tips Cegah Penularan Wabah Cacar Monyet dari Pakar UGM

Ilustrasi Cacar monyet (Foto: ABC Australia)

Jakarta - Penyakit cacar monyet kembali menjadi sorotan setelah Amerika Serikat melaporkan dua kasus cacar monyet yang diderita satu balita dan satu bayi, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Minggu (24/7/2022).

 

Sejauh ini, ada sekitar 14.000 kasus cacar monyet di lebih dari 60 negara dan sebanyak 5 orang dinyatakan meninggal akibat virus ini. Penularan cacar monyet antar manusia memang tergolong tinggi.

Baca juga: Singapura Konfirmasi Kasus Lokal Kedua Infeksi Cacar Monyet

Dikutip dari situs resmi kampus, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr. drh. Wayan Tunas Artama memberikan tips mencegah merebaknya wabah cacar monyet.

Apa Itu Wabah Cacar Monyet?

Cacar monyet adalah penyakit zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. Penularan bisa terjadi saat manusia mengonsumsi atau melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi cacar monyet.

Baca juga: Pasien Cacar Monyet di Singapura Keluhkan Gejala Aneh 

Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox dari Afrika Barat dan Tengah, yaitu virus DNA untai-ganda beramplop dari genus Orthopoxvirus, dan famili Poxviridae. Virus ini memiliki dua clade genetik yang berbeda, yaitu clade Afrika Barat dan clade Congo Basin (Afrika Tengah).

Cacar monyet ditransmisikan melalui berbagai jenis satwa liar dari hewan pengerat seperti tikus dan tupai dan primata yaitu kera dan monyet. Penularan secara kontak langsung juga dapat terjadi antar hewan.

"Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernafasan yang secara umum perlu kontak erat yang cukup lama," terang Wayan.

 

Penularan juga bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar. Selain itu, penularan dapat terjadi lewat kontak tidak langsung dengan benda maupun permukaan yang terkontaminasi.

Cara Mencegah Penyebaran Wabah Cacar Monyet

Berkaca dari wabah cacar monyet di Amerika Serikat tahun 2003 silam, Wayan menekankan pembatasan dan transportasi hewan perlu dipertimbangkan dan diperketat, terutama dari daerah endemik dan negara-negara dengan wabah tersebut.

Sementara itu, hewan yang diduga telah kontak dengan hewan terinfeksi perlu dikarantina serta ditangani sesuai dengan standar pencegahan dan dilakukan observasi gejala cacar monyet selama 30 hari.

Adapun gejala penyakit ini pada manusia memiliki kemiripan dengan penyakit cacar. Beberapa tanda yang muncul seperti demam (>38,5°C), kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, sakit kepala.

Lalu diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.

"Masa inkubasi cacar monyet berkisar 6 hingga 13 hari," kata Wayan.

Lebih lanjut ia memaparkan terkait upaya pencegahan lainnya yang bisa dilakukan mulai dari diri sendiri yaitu selalu menjaga kebersihan tangan dengan rutin dengan mencucinya menggunakan sabun atau handsanitizer, memakai masker, menerapkan hubungan seksual yang aman serta etika batuk dan bersin yang benar.

"Edukasi dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko dapat dijadikan strategi utama untuk menurunkan paparan terhadap virus cacar monyet," terang pakar biokimia dan biologi molekuler ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews