Seluruh Awak dan Penumpang Tara Air Tewas, Jenazah Berhasil Dievakuasi

Seluruh Awak dan Penumpang Tara Air Tewas, Jenazah Berhasil Dievakuasi

Ilustrasi.

Kathmandu - Sebanyak 22 korban, termasuk 19 penumpang dan tiga awak pesawat Tara Air yang jatuh di lereng pegunungan Himalaya dua hari lalu, ditemukan hari ini.

Para korban adalah dua orang Jerman, empat orang India, dan 16 orang Nepal di dalam pesawat Twin Otter De Havilland Canada DHC-6-300 yang jatuh 15 menit setelah lepas landas dari Pokhara, yang terletak 125 kilometer (km) barat Kathmandu kemarin pagi.

Pesawat dijadwalkan menuju Jomsom, kawasan wisata populer yang terletak 80 km barat laut Pokhara dengan penerbangan yang memakan waktu 20 menit.

"Penyelamat menemukan 22 mayat dari tempat kejadian," kata juru bicara Otoritas Penerbangan Nepal (CAAN) Deo Chandra Lal Karna kepada Reuters.

Tentara Nepal dan tim penyelamat berhasil mengeluarkan 21 mayat dari puing-puing yang berserakan di lereng di ketinggian sekitar 14.500 kaki kemarin.

Lal Karna mengatakan mayat terakhir ditemukan pagi ini.

Mayat 10 korban dibawa ke Kathmandu kemarin dan 12 jenazah sisanya akan diterbangkan ke ibu kota hari ini, kata pejabat CAAN.

"Jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Tribhuvan) untuk diautopsi dan kemudian akan diserahkan kepada keluarga untuk pengaturan identifikasi," kata Lal Karna.

Industri transportasi udara Nepal telah tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, untuk layanan yang membawa barang dan orang antara daerah yang sulit dijangkau serta wisatawan asing dan pendaki.

Namun, telah lama terganggu oleh keamanan yang buruk karena pelatihan dan pemeliharaan yang tidak memadai.

Uni Eropa (UE) juga telah melarang semua maskapai Nepal dari wilayah udaranya karena masalah keamanan.

Negara Himalaya juga memiliki beberapa landasan pacu yang paling terpencil dan rumit di dunia, berada di antara puncak gunung yang tertutup salju dikatakan menghadirkan tantangan bagi pilot selain cuaca dapat berubah dengan cepat di daerah pegunungan, sehingga menciptakan kondisi penerbangan yang berbahaya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews