Corona Varian Omicron Mengamuk di Eropa, Belanda dan Swiss Siaga

Corona Varian Omicron Mengamuk di Eropa, Belanda dan Swiss Siaga

Kincir angin di Belanda. (Foto: Viator)

Amsterdam - Varian baru Covid-19, Omicron terus merebak di Eropa. Amukan Omicron membuat sejumlah negara siaga, diantaranya Belanda dan Swiss.

Di Negeri Kincir Angin, Omicron menjadi varian dominan penularan Corona. 

Institut Kesehatan Masyarakat Nasional (RIVM), mengatakan tingkat infeksi telah turun dengan sekitar 9.213 tes positif dilaporkan kemarin dibandingkan dengan 11.495 sehari sebelumnya.

“Namun, kapasitas penularan Omicron yang tinggi akan meningkatkan infeksi di masa mendatang," papar RIVM dilansir AFP, Rabu (29/12/2021).

RIVM juga memprediksi terjadinya lonjakan pasien di rumah sakit Belanda.

Pemerintah Belanda mengumumkan pembatasan perayaan Natal selama 10 hari terakhir dalam upaya menghentikan peningkatan kasus varian Omicron, dengan penutupan semua toko, restoran, bar, bioskop, dan museum hingga 14 Januari tahun depan.

RIVM mengatakan langkah itu berdampak positif dengan penerimaan rumah sakit yang sebenarnya menurun dari 256 pasien seminggu menjadi 191 pasien minggu ini.

Sementara, Swiss saat ini juga menjadi salah satu negara yang mencatat tingkat infeksi tertinggi di benua Eropa, dengan individu berusia 20-an yang paling terpengaruh.

Sekitar 55 persen kasus Swiss sekarang disebabkan oleh Omicron dan variannya diharapkan segera mewakili hampir semua infeksi baru yang tercatat.

Kepala Manajemen Krisis Kementerian Kesehatan, Patrick Mathys, mengatakan negara itu telah mencatat sekitar 40 kasus orang yang dikirim ke rumah sakit setelah terinfeksi strain Omicron meskipun telah menerima dosis vaksin penguat.

Lebih dari 13.000 kasus COVID-19 baru diumumkan kemarin, dengan angka tersebut diperkirakan akan mencapai 20.000 per hari pada Januari ini.

Swiss, negara dengan 8,6 juta orang, telah mencatat lebih dari 1,27 juta tes positif sejak wabah melanda.

Negara ini saat ini sedang berjuang dengan gelombang kelima epidemi, dengan Mathys menjelaskan tidak ada jalan keluar yang dapat dilihat.

Pasien COVID-19 kini menempati 40 persen tempat tidur pusat perawatan intensif yang tersedia di Swiss.

Beberapa rumah sakit memiliki kapasitas penuh, tetapi transfer ke rumah sakit lain berjalan dengan baik, kata kepala Asosiasi Medis Cantonal Rudolf Hauri.

“Dalam hal virulensi, varian Omicron tampaknya lebih lemah daripada Delta, namun ini mungkin tergantung pada tingkat vaksinasi populasi,” kata Ketua Gugus Tugas Ilmiah COVID-19 Tanja Stadler.

Sekitar 67 persen penduduk Swiss telah menerima setidaknya dua dosis vaksin, dengan 22 persen sudah mendapatkan suntikan ketiga.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews