Intelijen Iran Terlibat Pembebasan Tanker MT Horse di Batam?

Intelijen Iran Terlibat Pembebasan Tanker MT Horse di Batam?

Ilustrasi.

Jakarta - Warga negara asing atas nama Ghassem Saberi Gilchalan hilir mudik keluar masuk Indonesia menggunakan paspor palsu.

Petualangan Ghassem berakhir setelah ditangkap di bandara Internasional Soekarno-Hatta saat tiba dari Doha, Qatar pada Mei lalu.

Pria itu sudah divonis 2 tahun penjara dan denda Rp 100 juta oleh PN Tangerang atas dakwaan kepemilikan dokumen palsu.

Dalam putusan Mahkamah Agung, putusan MA No 126/Pid.Sus/2012/PT.BTN, terungkap sosok Ghassem ini.

Gerak-geriknya rupanya sudah dicurigai oleh penyidik Polres Bandara Soetta. Penyidik lalu melakukan penelusuran soal riwayat perjalanan hingga jadwal kedatangan Ghaseem kembali ke Indonesia.

Ghaseem terlacak tiba di Indonesia pada Rabu, 19 Mei 2021 pukul 08.47 WIB dengan menggunakan pesawat Qatar Airways nomor penerbangan QR-956 rute Doha-Jakarta.

Berbekal informasi ini, penyidik melihat satu per satu orang yang turun dari pesawat. Ghassem akhirnya diamankan di salah satu counter Qatar Airways.

Penyidik lalu membawa Ghaseem ke sebuah ruangan untuk diinterogasi. Di sana, polisi juga menggeledah barang bawaan Ghaseem.

Di sana, polisi mendapati Ghaseem memiliki 2 paspor. Satu Paspor Bulgaria, satu parpor Iran. Polisi lalu mengkonfirmasi kepemilikan 2 paspor yang dibawa oleh Ghaseem ke masing-masing kedutaan besar.

Hasilnya, Paspor Republik of Bulgaria Nomor 366391997 An. Ghassem Saberi Gilchalan berlaku 10-11-2018 ternyata palsu.

Sedangkan, Paspor Islamic Republic Of Iran Nomor E47426399 An. Ghassem Saberi Gilchalan berlaku 29-10-2023 dinyatakan benar oleh Kedutaan besar Iran.

Yang lebih mencengangkan lagi, Ghaseem datang dengan membawa 11 ponsel. Sebuah perilaku tak biasa yang dilakukan oleh seseorang.

Bila tak punya kepentingan khusus atau pekerjaan khusus, tak mungkin rasanya Ghaseem membawa ponsel sebanyak itu. Di antara 11 ponsel yang dibawa ada HP Nokia 3310 yang belum bisa mengakses internet.

Mirip dengan para pemeran intel di sejumlah film. Ponsel itu biasa dipakai untuk berkomunikasi singkat tanpa khawatir terlacak karena sistemnya masih sangat jadul.

Namun demikian, putusan pengadilan yang diunggah Mahkamah Agung, tak terungkap apa pekerjaan dan tujuan Ghaseem datang ke Indonesia.

Dalam beberapa kali ke Indonesia, Ghassemm diketahui pergi ke sejumlah daerah, seperti Bali, tulis Kompas.

Ia juga diketahui berkomunikasi dengan orang Batam, Kepulauan Riau, yang menjadi temannya. Hal ini terkait dengan pembebasan kapal tanker MT Horse milik Iran yang ditangkap Bakamla pada awal tahun ini.

"Brother, from first, we work under ground for you as ship owner not for embassy. if need paper we need attorney. no need stamp, just your sign on paper. we do all out for you, i dont know to explain my team Allah know what you talk and promise as our conversation," tulis pesan orang Batam itu dalam percakapan dengan Ghassemm.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews