Harga Sayur Anjlok, Petani di Bintan Enggan Bercocok Tanam

Harga Sayur Anjlok, Petani di Bintan Enggan Bercocok Tanam

Ilustrasi.

Bintan, Batamnews - Sejumlah petani di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau enggan menanam produk pangan seperti sayur mayur pada saat ini. Penyebabnya, harga sayur mayur sejak tiga bulan terakhir ini anjlok.

Salah seorang petani di Desa Lancang Kuning, Bintan Utara, Misnun mengakui harga produk pertanian di Kabupaten Bintan anjlok. Dia yakin anjloknya harga pertanian dikarenakan kondisi pandemi corona yang masih melanda.

"Sekarang biaya tanam tak sebanding dengan harga jual," ujar Misnun, Senin (24/5/2021).

Pria yang berusia sekitaran 50 tahunan ini mengaku sudah tiga bulan terakhir ini harga sayuran anjlok. Bahkan sebulan lalu dirinya terpaksa melepas harga jual kacang panjang hanya Rp 600 per kilogram, begitu juga dengan timun hanya dihargai Rp 500 per kilogram dan harga cabai hijau sampai Rp 10 ribu per kilogramnya.

Ada beberapa penyebab anjloknya harga sayuran di Kabupaten Bintan. Pandemi Covid-19 membuat pendapatan masyarakat menurun sehingga daya beli juga merosot drastis.

Kemudian banjirnya produk pertanian juga mempengaruhi daya serap pasar. Hal ini karena banyaknya petani dadakan pasca PHK yang dilakukan berbagai perusahaan di Bintan.

"Pengepul juga mengakui kalau daya beli menurun. Biasanya pembeli itu bisa belanja Rp 100 ribu kini hanya Rp 30 ribu," jelasnya.

Sementara, petani di Seri Kuala Lobam, Suhendri mengatakan akibat harga sayur mayur anjlok para petani enggan menanam. Ditambah lagi sekarang cuaca hujan panas yang kerap terjadi, sehingga tanaman lebih rentan terkena penyakit dan panen bisa tak maksimal.

“Kemarin kacang panjang Rp 600 perkilogram. Kini sudah Rp 2 ribu perkilogram. Tapi masih jauh dari harga normal yaitu Rp 7 ribu-Rp 10 ribu. Jadi petani enggan menanam," katanya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews