Mengharukan, Kisah Sri Ismiyanti Menangis 3 Hari 3 Malam Mendengar Bayinya Menderita Hidrosepalus

Mengharukan, Kisah Sri Ismiyanti Menangis 3 Hari 3 Malam Mendengar Bayinya Menderita Hidrosepalus

Sri Ismiyanti dan anaknya di RSBP. (foto: alfi)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sri Ismiyanti, syok dan menangis selama tiga hari tiga malam saat mengetahui anak keduanya mengidap penyakit Hidrosefalus. Kini ia dan anaknya berada di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Berawal pada 10 Juli 2015 siang lalu, istri dari Fabli Rizki itu merasakan sakit menjelang melahirkan. Wanita asal Jawa yang berusia 25 tahun tersebut sedang hamil tua dan menunggu waktu kelahiran anak keduanya.

Fabli yang mengetahui hal itu, bergegas membawa istrinya ke Rumah Sakit Permata Hati untuk menemui dokter spesialis kandungan. "Kata dokternya sudah mau melahirkan," kata Fabli, kepada Batamnews.co.id.

Setelah itu, laki-laki berkulit putih itu langsung pulang ke kediamannya guna mengambil perlengkapan pakaian untuk ibu dari putra sulungnya, Gaza (2).

Setelah itu, ia langsung kembali ke Rumah Sakit dan menemani Ismiyanti yang hendak melahirkan anak kedua mereka.

Selama di rumah sakit, Ismi sudah kesakitan karena hendak melahirkan. "Pas diperiksa dokter, dia bilang istri saya tidak bisa melahirkan secara normal," kata Fabli.

Lalu, Fabli yang saat itu hanya memikirkan keselamatan istri dan buah hati keduanya, menyetujui untuk melakukan operasi cesar.

Kemudian, dokter dan perawat rumah sakit tersebut dengan segera mempersiapkan peralatan untuk melakukan operasi sesar. Setelah perlengkapan operasi sudah komplit, barulah operasi tersebut dilaksanakan pada Jumat malam lalu itu.

"Setelah operasi selesai. Dokter bilang anak saya terkena Hidrosepalus. Dan dia menyarankan jangan beritahu istri saya dulu. Karena ia sedang mengalami pendarahan setelah operasi," kata Fabli.

Saat mendengar vonis dokter kandungan itu, laki-laki asal Bogor tersebut terdiam dan hanya bisa memasrahkan dirinya. Bahkan, ia terlihat sempat terlihat gusar namun tetap tenang. "Mau bilang apalagi, saya pasrah saja," ujarnya.

Kemudian, anak keduanya yang diberi nama Ahwaz Ariski itu langsung dibawa ke ruang perawatan bayi, dan istrinya dibawa ke ruang rawat inap.

Keesokan harinya, Ismiyanti tersadar dari bius operasi. Ia langsung menanyakan kondisi anak kedua mereka kepada Fabli.

"Dia nanya gimana kondisi anak kami. Katanya laki-laki atau perempuan dan bagaimana kondisinya sekarang," kata Fabli.

Saat itu, Fabli menjawab, "Laki-laki, kondisi sehat-sehat saja," ujarnya, mencoba menyembunyikan kondisi yang sesungguhnya.

Setelah berhari-hari dirawat di rumah sakit tepatnya satu minggu setelah operasi sesar. Perlahan-lahan, Fabli memulai obrolan sambil menemani Ismi yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

Di tengah-tengah obrolan itu, Fabli menyelipkan beberapa kalimat pengantar dan memberitahukan Ismi, bahwa putra kedua mereka terserang penyakit Hidrosepalus.

Bagai petir di siang bolong, seperti tak percaya akan kenyataan pahit yang didengarnya itu, ia terdiam beberapa detik. Kemudian, tangisannya pun pecah, airmatanya mengalir deras tak terbendung. Ia terlihat sangat terpukul dan syok berat.

"Sesudah saya beritahu dia syok. Dan menangis terus. Sampai tiga hari," kata Fabli.

Setelah itu, perlahan Fabli menenangkan dan menguatkan hati istrinya. Hingga akhirnya, Ismi dapat menerima kenyataan itu.

Setelah sepuluh hari dirawat di rumah sakit permata hati, mereka pun pulang dan merawat Ahwaz di kediaman mereka sendiri di Tanjung Teriti RT 09 RW 07 No 11 Tanjunguma, Lubukbaja, Kota Batam.

Beberapa bulan pun berlalu, melihat kondisi Ahwaz yang semakin memburuk, Fabli pun mulai merasa gelisah dan melakukan segala cara untuk penyembuhan anak keduanya tersebut.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di Holland Bakery Batamcentre, dan memfokuskan dirinya untuk meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan Kota Batam untuk membantu mereka membiayai mengoperasi cairan yang ada di kepala Ahwaz.

Setelah mengurus persyaratan dan mendapat surat rujukan dari instansi terkait, Fabli membawa Ahwaz ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan di Sekupang, pada Jumat (16/10/2015) sore lalu.

Setelah mendapat surat rujukan dan membawa Ahwaz ke RSBP, mereka mengharapkan kesembuhan untuk anak mereka yang terserang penyakit mengerikan tersebut.

Saat ini, kedua insan yang sudah menikah sejak 3 tahun yang lalu itu masih berada di RSBP dan masih membutuhkan bantuan biaya, untuk melaksanakan operasi penyembuhan Hidrosepalus yang diderita bayi mungil mereka.

Hidrosepalus adalah gumpalan cairan yang terjadi di kepala manusia. Penyakit ini, lebih banyak ditemukan terhadap balita yang baru dilahirkan.

Saat ini, Hidrosepalus hanya dapat dijinakkan dengan melakukan operasi. Bagi masyarakat yang berkenan menyisihkan sedikit rezekinya untuk membantu biaya operasi Ahwaz, silakan hubungi nomor 0831 8436 2165, atas nama Fabli Rizki.

(alf)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews