Lurah Dikeroyok Karena Bubarkan Kerumunan, Ini Kata Satgas

Lurah Dikeroyok Karena Bubarkan Kerumunan, Ini Kata Satgas

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Jakarta - Satgas Penanganan Covid-19 menyayangkan aksi pengeroyokan yang terjadi pada Lurah Cipete Utara saat melakukan pengawasan dan penindakan protokol kesehatan belum lama ini. Padahal pengawasan dan penindakan yang dilakukan pimpinan daerah terhadap protokol kesehatan untuk melindungi warganya dari Covid-19

"Satgas pusat mendengar dari Satgas Daerah tentang pengeroyokan lurah saat razia di Jakarta Selatan. Kejadian ini tidak seharusnya terjadi dan jangan sampai terulang kembali. Razia yang dilakukan lurah merupakan langkah melindungi masyarakat dari Covid-19 dan mereka yang menghalangi pekerjaan tersebut dan melakukan tindakan penganiayaan harus ditindak tegas oleh petugas yang berwenang," kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa (15/12/2020).

Dia juga menghimbau kepada masyarakat yang mendapati kejadian serupa agar dapat melaporkannya kepada Satgas Daerah dan pihak berwenang untuk memberikan efek jera kepada pelaku.

"Atas nama Satgas saya berterima kasih pada para pemimpin daerah, salah satunya Lurah Cipete Utara yang tidak pernah lelah mengawasi protokol kesehatan," kata Wiku.

Wiku juga mengharapkan kejadian pengeroyokan ini tidak membuat pimpinan daerah lainnya ketakutan dalam melaksanakan tugas. Justru pimpinan daerah menurutnya harus mencontoh lurah Cipete Utara dalam melindungi warganya dari Covid-19 yang masih belum selesai.

Sebelumnya, Sabtu (20/11) malam jelang Minggu (21/11/2020) dini hari, Lurah Cipete Utara Nurcahya berpatroli bersama Satpol PP, FKDM, PPSU, dan gugus tugas RW melaksanakan kegiatan untuk mengantisipasi kerumunan.

"Setiap malam Sabtu atau Minggu kami berkeliling di sekitar Jalan Antasari. Biasanya di sana ada banyak komunitas motor dari berbagai merek yang berkumpul di beberapa pom bensin dan titik-titik kosong yang berada di Cipete Utara," ungkap Nurcahya dikutip dari detik.com.

Awalnya ia menuju ke Jalan Pelita. Saat itu sedang ada pembangunan saluran air, dan tidak jauh dari lokasi, dia mendengar suara keramaian. Dia beserta FKDM, PPSU, dan Ketua RT kemudian mengecek keramaian tersebut bersumber dari Waroeng Brothers.

"Saya panggil mencari pemiliknya, tapi karena banyak orang dan suara musik terdengar nyaring, saya tidak langsung bertemu dengan pemiliknya," ujarnya.

Setelah bertemu dengan sang pemilik, Nurcahya menanyakan kenapa masih terjadi kerumunan di tengah kondisi PSBB. Ia pun mengajak pemilik bertemu di kantor tapi ditolak karena sudah malam.

Nurcahya pun memutuskan pergi karena merasa khawatir dengan keadaan sekitar tempat usaha tersebut. Namun ia tiba-tiba dikejar hingga dianiaya, akibatnya dia terkena pukulan di bagian wajah. Ia mengalami memar di bagian pipinya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews