Panas! Suhu Udara di Wilayah Ini Capai 54,4 Derajat Celsius

Panas! Suhu Udara di Wilayah Ini Capai 54,4 Derajat Celsius

Katie Moore mendinginkan kepalanya dengan sekantong es di Taman Nasional Death Valley, California, AS, Senin (17/8/2020). Suhu terpanas di dunia terpantau terjadi di Taman Nasional Death Valley yang mencapai 130 derajat Fahrenheit (54,4 derajat Celcius) pada Minggu 16 Agustus. (AP Photo/John Locher)

Jakarta - Suhu udara di Taman Nasional Death Valley, yang membentang di California dan Nevada mencapai 54,4 derajat celsius. Berpotensi menjadi suhu tertinggi bumi sejak 1913.

Dikutip CNN Travel dari Layanan Cuaca Nasional AS, suhu 54,4 derajat celcius di Death Valley itu dicatatkan pada Minggu (16/8/2020). Panas itu diklaim sebagai suhu udara tertinggi sepanjang sejarah.

Tapi untuk menyebut suhu udara itu sebagai suhu udara tertinggi di bumi, Layanan Cuaca Nasional sedang mengonfirmasinya. Sebab, sejumlah sumber menyebut Taman Nasional Death Valley pernah mencatatkan suhu lebih tinggi, yakni pada 56,6 derajat celcius namun itu terjadi sudah lebih dari 100 tahun lalu. Selain itu, datanya simpang siur.

Setelah mencatatkan suhu udara mencapai 54,4 derajat celcius, sehari kemudian, pada hari Senin (17/8/2020), suhu udara di Taman Nasional Death Valley turun sedikit menjadi sekitar 53,8 derajat celcius.

Karena panas ekstrem itu, pemerintah setempat wanti-wanti kepada warga di kawasan Nevada, Arizona, dan Utah untuk membatasi kegiatan di luar rumah. Utamanya, pada pukul 05.00 hingga 08.00.

Ahli meteorologi CNN, Tyler Mauldin, menyebut hampir 60 juta orang di AS, dari Arizona hingga perbatasan AS-Kanada, mendapatkan peringatan panas ekstrem saat suhu udara tertinggi itu.

Panas ekstrem itu terjadi karena meningkatnya gelombang di pantai barat AS, dengan suhu diperkirakan akan naik setiap harinya pada pekan ini. Kondisi super panas tersebut telah menyebabkan dua hari pemadaman listrik di California, setelah pembangkit listrik tidak bisa berfungsi, Sabtu (15/8/2020).

"Ini panas yang paling menyengat yang menyinari wajah kami," kata Brandi Stewart, yang bekerja di Taman Nasional Death Valley, seperti dilansir BBC, Selasa (18/8/2020).

Stewart tinggal dan bekerja di Taman Nasional Death Valley selama lima tahun. Sepanjang bulan Agustus itu, yang rupanya mencatatkan suhu tertinggi bumi, dia menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan karena amat tidak nyaman berada di luar ruangan.

"Saat berjalan ke luar ruangan rasanya seperti muka kita ditampar dengan banyak sekali hairdryer (pengering rambut)," kata Stewart.

"Kalian merasakan panas dan seolah berjalan menuju oven dan panasnya itu mengelilingi kita," dia menambahkan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews