Pemko Batam Kelimpungan Tangani Pekerja Migran, Amsakar: Anggaran Terbatas

Pemko Batam Kelimpungan Tangani Pekerja Migran, Amsakar: Anggaran Terbatas

Petugas memeriksa pekerja migran yang pulang dari Malaysia melalui Batam. (Foto: dok. Batamnews)

Batam - Sebanyak 13 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) kembali dipulangkan ke daerah asalnya pada Kamis (5/6/2020) lalu. Mereka merupakan PMI yang dideportasi dari Malaysia. 

Sebelumnya mereka sempat ditempatkan di rusun Tanjunguncang, setibanya di Batam, Kamis (21/5/2020). 

Adapun ketigabelas PMI tersebut diantaranya 2 orang Pekanbaru, 1 orang pulang ke Palembang, 1 orang ke Jakarta, 3 orang ke Surabaya dan 6 orang Lampung.

"Sekarang PMI yang tersisa di Rusun Pemko tinggal 197 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Jumat (5/6/2020).

Sehari sebelumnya, sudah 38 orang PMI yang telah kembali ke daerah asalnya. 

Terpisah, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan sejauh ini masih banyak PMI yang belum dipulangkan ke daerah asalnya. Ia berharap para PMI tersebut bisa kembali ke daerah asalnya menggunakan biaya sendiri. 

"Kami sudah menyurati Kementerian dan BP3TKI dan belum dapat jawaban," kata Amsakar.

Selama ini sejak kedatangan mereka ke Batam dua pekan lalu, kebutuhan makan mereka sudah ditanggung oleh anggaran Dinas Sosial (Dinsos). Ditambah lagi juga biaya pengecekan kesehatan. 

Amsakar mengakui, Pemko Batam tidak mampu jika harus menanggung biaya transportasi para PMI tersebut. Jika memang tak mampu, Pemko harus refocusing anggaran lagi untuk menanggung kepulangan mereka.

"Mereka sudah 14 hari di Batam, kita harapkan pada saat itulah para PMI ini bisa komunikasi dengan keluarganya soal pembiayaan," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial Leo Putra mengatakan bahwa pihaknya sudah menghubungi pihak BP4TKI dan BP3TKI baik secara tertulis maupun lisan. Namun pihak BP4TKI hanya bisa menangani PMI yang bermasalah, dan sebagian dari 293 PMI tersebut sudah ditangani. 

Pihaknya mengakui bahwa hanya Batam saja yang membuka daerahnya untuk kepulangan PMI tersebut, daerah lain di Kepri menutup akses. 

“Jadi semuanya tidak bermasalah, kondisi mereka (PMI) itu cukup memprihatinkan, ada yang cuma bawa kantong plastik berisi beberapa pakaian saja, jadi memang tidak ada uangnya,” ujar Leo. 

Melihat kondisi tersebut, memang diakuinya cukup dilematis, Batam saat ini masih menangani Covid-19 dan bahkan anggaran juga tercurah untuk itu. 

Sehingga opsi terakhi yang diambil yaitu menghubungi pemerintah daerah asal mereka, agar membantu kepulangan para PMI.

“Itu opsi terakhirnya, nanti akan kita koordinasikan,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews