Perlukah Batam Lockdown? Begini Reaksi Pengusaha

Perlukah Batam Lockdown? Begini Reaksi Pengusaha

Sejumlah pengusaha saat penggalangan dana untuk pencegahan COVID-19 di Batam (Foto: Batamnews)

Batam - Sejumlah pasien positif virus Corona (COVID-19) ditemukan di Kepulauan Riau. Dua orang di Batam dan dua lainnya di Tanjungpinang dan Karimun.

Pemerintah daerah baru saja memberlakukan libur terhadap anak sekolah, serta imbauan kepada masyarakat untuk tidak berkumpul di tempat umum dan berdiam diri di rumah.

Beberapa daerah yang terdapat pasien positif corona diantaranya menerapkan lockdown. Saat ini muncul wacana lockdown. 

Apakah Batam atau Kepri perlu lockdown? Ketua Apindo Kepri Ir Cahya menilai opsi tersebut harus muncul mengingat wabah penyebaran virus corona semakin meningkat.

Lockdown setidaknya menjadi jalan untuk lebih cepat keluar dari penyebaran wabah virus corona tersebut.

"Alasannya masa inkubasi corona adalah dua minggu, artinya jika seseorang terserang corona, maka dalam waktu 2 minggu, akan terlihat gejalanya. Oleh karena itu, jika kita ingin cepat mencegah penyebaran virus ini, maka orang-orang harus diisolasi," ujar Cahya kepada Batamnews, Sabtu (21/3/2020).

Menurut Cahya, dengan lockdown, semua orang bisa saja berdiam diri di rumah selama dua minggu atau berada di lingkungan yang aman. Setelah itu bisa diketahui apakah terjangkit virus corona atau tidak.

"Tetapi sebaliknya jika ada salah satu anggota keluarga menunjukkan gejala terserang, maka sekeluarga itu harus dicek khusus dan di isolasi secara khusus," katanya.

Dan dengan cara ini, kata Cahya, bisa segera memetakan daerah-daerah yang terjangkit dan kelompok-kelompok yang harus dikarantina dan diobati. 

"Itulah tujuan lockdown. Tanpa lockdown, orang-orang yang sudah terserang virus tanpa disadari akan ke mana-mana dan bisa menyebar tak terkontrol. Itulah bahayanya corona," ujar Cahya. 

Menurut Cahya, mau tidak mau dan suka tidak suka, lockdown adalah keputusan yang paling efektif mencegah penyebaran virus ini, Batam tidak terlalu luas. Harusnya tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. 

"Asal semua harus mendukung dan konsekuen dalam pelaksanaan," ujarnya.  

Cahya menjelaskan, lockdown bukan berarti kita tidak boleh melakukan kegiatan apa-apa dan harus dan tidak harus seperti dipenjara. 

"Tidak demikian, kita hanya mau mengelompokan orang-orang dalam waktu dua minggu, artinya kalau satu perusahaan ya kerjanya di lingkungan perusahaan itu aja, jangan ke mana-mana, dan jika harus keluar area perusahaan, dan berhubungan sama orang luar, maka masker jadi kewajiban pertama dan jarak kontak harus diutamakan yaitu 1,5 meter," ujar Cahya. 

Ia menambahkan, jika semua konsekuen melakukan itu semua, penyebaran virus segera bisa dilokalisir. Dan selama lockdown, pendatang, luar harus benar-benar bisa diisolasi, kalau tidak tentu akan percuma. 

Dan tak kalah penting adalah, selama lockdown pemerintah juga harus memperhatikan kecukupan sembako selama dua minggu atau lebih, agar masyarakat juga tenang.  

"Saya berharap dengan teknologi sekarang, banyak bisnis bisa dilakukan di rumah, kontak-kontak dan pertemuan langsung sementara dibatasi total, dana-dana sudah lewat bank, apalagi?" ujarnya.

Selain itu, saat lockdown tentu saja, koordinasi dan kerja sama antara pemerintah dengan kalangan bisnis dengan masyarakat secara masif harus 24 jam sehari, 7 hari seminggu, yang sangat wajib dilakukan untuk memastikan, dampak lockdown yang minimal kepada masyarakat. Terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok yang tersedia secara pasti.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews