Penolakan Karantina WNI di Natuna

Tokoh Natuna: Kalau WNI Wuhan Dipastikan Sehat, Kenapa Dikarantina?

Tokoh Natuna: Kalau WNI Wuhan Dipastikan Sehat, Kenapa Dikarantina?

Hariyadi, tokoh masyarakat Kabupaten Natuna.

Natuna - Pemerintah memilih Natuna sebagai tempat karantina observasi selama 14 hari ratusan WNI dari Kota Wuhan, China. Para WNI dievakuasi pemerintah dari bahaya virus corona yang mewabah di kota yang diisolasi tersebut.

Namun, di lain sisi warga Natuna syok mengetahui Natuna menjadi tempat observasi. Informasi itu beredar viral di masyarakat. Pemda Natuna juga mengaku tidak mendapat kabar jika daerahnya menjadi lokasi karantina.

Pemerintah sudah menyiapkan tempat di hanggar Lanud Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna untuk proses itu. Gelombang penolakan hingga kini masih terjadi.

Tokoh pemuda Natuna, Hariyadi mengatakan, warga sadar jika pemerintah RI melakukan tindakan kemanusiaan. "Kami sadar itu saudara-saudara kami WNI. Cuma, walaupun ada statement mereka dipastikan sehat. Kami tetap menolak. Kalau lah iya sehat, karantina lah di daerah masing-masing," tuturnya, dalam pertemuan di DPRD Natuna, Sabtu (1/2/2020).

Menurutnya, pemerintah sendiri juga sadar akan masih adanya potensi WNI dari Wuhan membawa virus corona. Dengan alasan itu dilakukan karantina. Ia menyayangkan Natuna menjadi lokasi. "Kami minta dikarantina di kapal KRI saja," tuturnya.

Paranoid corona memang seakan menghantui warga Kabupaten Natuna, Ranai khususnya. Mereka menganggap observasi itu menandakan jika WNI yang dievakuasi dari wuhan belum bisa dipastikan 100 persen sehat. Buktinya pemerintah juga harus melakukan observasi karena tidak bisa menjamin penuh para WNI.

Ketua Pemuda Pancasila, Kabupaten Natuna, Fadillah mengatakan warga tidak tawar menawar dengan potensi virus mematikan itu.

"Tentu masyarakat (Natuna resah). Kami elemen masyarakat dari KNPI, mahasiswa, Pemuda Pancasila dan lainnya, apapun alasannya kami menolak. Tidak ada tawar menawar. Ini penyakit berbahaya," tuturunya.

 

Natuna dipilih dengan alasan ini.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, WNI dari Wuhan dikarantina di Natuna, berdasarkan aturan internasional, Indonesia harus memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan dalam evakuasi warga dari Wuhan.

Salah satu sarana dan prasarana yang diwajibkan adalah tempat isolasi. Setelah berunding dan melakukan analisa, Natuna terpilih menjadi lokasi karantina WNI dari Wuhan. "Lokasi yang terbaik dan terpilih adalah Natuna," ujar Hadi, dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang belum lama ini.

Menurut dia, ada sejumlah pertimbangan, pemerintah memilih Natuna sebagai tempat karantina para WNI dari Wuhan ini.

Pertama, pangkalan militer Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni. Selain itu, letak rumah sakit di pangkalan militer tak jauh dari hanggar. Rumah sakit ini mampu menampung hingga 300 orang.

"Natuna adalah pangklalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit dan memiliki runway yang berdekatan dengan wilayah karantina. Mampu menampung 300 orang, termasuk dapur," kata Hadi soal karantina WNI dari Wuhan.

Tempat itu juga terisolasi karena jauh dari pemukiman warga. Jarak pangkalan militer dengan pemukiman warga, berkisar 6 kilometer.

"Jarak dari hanggar itu sendiri sampai ke tempat penduduk kurang lebih 5-6 km. Menuju sarapa prasarana, ada dermaga itu 6 km. Hasil penilaian itu, Natuna memiliki syarat untuk protokoler kesehatan," tutur Hadi soal tempat karantina WNI dari Wuhan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews