Pelayat Sampaikan Duka Kepergian Seniman Djaduk Ferianto

Pelayat Sampaikan Duka Kepergian Seniman Djaduk Ferianto

Suasana rumah duak seniman Djaduk Ferianto di Yogyakarta. (Foto: Suara.com)

Yogyakarta - Ratusan pelayat silih berganti datang ke kediaman seniman Djaduk Ferianto, kawasan Gunung Sempu, Bantul, Yogyakarta tempat jenazahnya disemayamkan.

Suasana duka pun masih menyelimuti kediaman Djaduk Ferianto, yang letaknya sekitar 500 meter dari Padepokan Bagong Kussudiardja milik ayahnya, yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan kesenian.

Kematian Djaduk begitu mendadak karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda yang bersangkutan sakit. Keluarga mengatakan, selama ini Djaduk juga tidak pernah mengeluhkan sakit. Jika mengeluh, maka yang dikeluhkan hanyalah capai biasa karena terlalu banyak kegiatan.

Hanya saja tadi malam, kata kakak Djaduk, Otok Bima Sidharta, sesampai di rumah usai mengikuti rapat persiapan penyelenggaraan Ngayogjazz, Djaduk sempat mengeluh nyeri di dada.

"Sekitar jam 02.00 WIB dini hari, ketika para tamu sudah pulang, almarhum langsung anfal. Sekitar pukul 03.00 WIB, Djaduk dikabarkan meninggal dunia,"ujarnya.

Otok menambahkan, saat itu Djaduk hanya ditemani sang istri, Petra. Usai mengetahui suaminya meninggal dunia, Petra langsung menyilangkan tangan (menyedekapkan) almarhum, lalu memberi tahu keluarga dan juga kerabat serta teman-temannya.

"Beliau sebelumnya memang sempat mengatakan kesemutan," tambahnya.

Kabar meninggalnya Djaduk Ferianto tersebut membuat keluarga terkejut. Apalagi, selama ini Djaduk tidak pernah memiliki riwayat sakit jantung. Dalam silsilah keluarganya, justru yang mengalami sakit jantung adalah Butet Kartaredjasa, sang kakak.

"Tadi pagi Butet sempat berkata, yang meninggal harusnya dia duluan, karena dia yang sakit jantung," katanya.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews