Kisah Pedih Kakek Ibrahim, Alami Gangguan Jiwa dan Hidup Dirantai

Kisah Pedih Kakek Ibrahim, Alami Gangguan Jiwa dan Hidup Dirantai

Ibrahim bin Nemil, kakek sebatang kara di Karimun yang dirantai kakinya akibat mengalami gangguan jiwa. (Foto: istimewa)

Karimun - Cuaca di Karimun cukup panas pada Selasa (10/9/2019) siang. Matahari yang malu-malu tertutup kabut asap, tetap saja tak mengurangi suhu udara yang membikin tubuh berkeringat.

Warga di RT 003 RW 003 Sei Bati, Kelurahan Pamak Kecamatan Tebing, Karimun seolah tidak terpengaruh cuaca. Kebanyakan warga kampung tetap beraktivitas seperti.

Di sudut perkampungan, tampak terlihat ada tobong atau tempat pembakaran batu bata. Saat Batamnews tiba di lokasi itu, terlihat sosok pria tua terduduk di atas sebuah ban bekas.

Wajahnya murung dan tangannya menopang kepala. Ketika diamati lebih lanjut, cukup mengejutkan karena kaki kakek berusia 70 tahun terpasang rantai yang terikat di sebuah tiang, tempat para pekerja pembakaran batu bata beristirahat.

Ibrahim bin Nemil, nama kakek itu. Dia hidup sebatang kara, tanpa sanak maupun keluarga. Sejauh ini, asal usul Ibrahim juga belum diketahui pasti.

"Kalau yang kami tahu, dia itu dari Malaysia. Dulu dipulangkan dari sana, tujuannya ke Tanjungpinang tapi nyangkut di sini," kata Jamilah, warga setempat.

Ibu rumah tangga itu menyebut, Ibrahim sudah ada di kawasan perkampungan sejak awal 2019. Ketika datang, dia baik-baik saja dan tidur di sembarang tempat.

Untuk kebutuhan makan dan minum, warga banyak memberi bantuan kepada kakek ini. Komunikasi dengan warga biasa saja dan bahkan Ibrahim jarang berbicara.

"Dia baru ngomong kalau pas mau perutnya lapar, kami berikan makanan seadanya," imbuh Jamilah.

Perangai Ibrahim berubah saat menjelang datangnya bulan puasa lalu. Dia sering buka baju dan tak jarang merusak barang-barang milik warga.

"Dia kadang masuk ke rumah, merusak barang-barang berharga," kata Jamilah.

Warga yang merasa dirugikan ingin menuntut ganti rugi. Namun hal itu urung dilakukan karena Ibrahim tidak memiliki keluarga.

Tak diketahui siapa yang memberikan usul, Ibrahim oleh warga akhirnya dirantai. Dia ditempatkan di dekat tobong batu bata yang kondisinya jauh dari layak.

Sebuah tikar usang disediakan warga untuk digunakan Ibrahim beristirahat. Ibrahim pun pasrah dengan tindakan warga ini.

"Tapi kalau pas agak tenang rantai itu dilepas kok," kata Jamilah.

Menurut warga lainnya, langkah melapor ke pemerintah sudah dilakukan. Namun Dinas Sosial yang dikabarkan akan mengurus pengobatan kakek itu belum terlaksana hingga kini.

Dari keterangan warga setempat, Ibrahim sudah beberapa kali akan diurus Dinas Sosial untuk dapat ditangani dan diantarkan berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pekanbaru.

Namun diakui masyarakat, pemerintah tampak tak respons dan dioper ke sana kemari, sampai tak menemukan titik terang.

Anggota DPRD Kabupaten Karimun, Nyimas Novi Ujiani yang mendengar informasi tersebut, mendatangi lokasi.

"Hari ini kita datangi langsung dan mengcek keberadaan Pak Ibrahim bin Nemil. Ternyata tidak punya identitas apapun. Sementara kondisinya seperti yang kita lihat, tidak normal atau gangguan jiwa," ujar Nyimas Novi.

Nyimas Novi Ujiani berkomunikasi dengan kakek Ibrahim yang dirantai kakinya. (Foto: istimewa)

Meskipun Ibrahim tidak memiliki identitas, Nyimas berharap pemerintah dapat mencarikan solusi. Terutama bagi Dinas Kesehatan dan juga Dinas Sosial untuk turun tangan langsung.

"Ini gaweannya Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Selagi dia masih warga Indonesia, wajib diurus dan hari ini saya sengaja turun tangan langsung agar semua dinas terkait sama-sama bekerja," katanya.

Setelah mengetahui kondisi Ibrahim yang dipasung, semua pihak terkait dihubungi oleh Nyimas untuk sama-sama mencari solusi agar Ibrahim dapat ditangani dan dikirim ke RSJ Pekanbaru.

Mulai dari Puskesmas Tebing, Lurah Pamak, perangkat RT setempat, warga, Dinas Sosial dan terakhir langsung mengawal surat rujukan dari RSUD Muhammad Sani, sebagai bekal untuk dibawa ke RSJ Pekanbaru.

"Saya juga sudah lapor ke Pak Wakil Bupati Karimun, agar ada solusi. Semua stekeholder harus keroyokan bantu Pak Ibrahim. Jaminan berobatnya adalah Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, karena tidak ada identitas dan dikategorikan telantar," ujar anggota DPRD dari Fraksi PKB itu.

Dia juga meminta kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) Kabupaten Karimun agar memperketat pengawasan. 

Dimana ada petugas yang telah disiagakan di pintu keluar masuk Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.

"Perdaduk (Perda Kependudukan) diperketat lagi, setiap yang datang itu harus ada identitas. Yang tidak punya identitas diinterogasi lebih lanjut dan kalau tidak jelas ya kembalikan ke asalnya," katanya dengan nada tegas.

(aha)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews