Belajar dari Kegagalan, Naomi Jadi Gadis Kepri Satu-satunya yang Lulus Taruna Akpol 2019

Belajar dari Kegagalan, Naomi Jadi Gadis Kepri Satu-satunya yang Lulus Taruna Akpol 2019

Naomi Shofura dan kedua orang tua nya (Foto:ist)

Batam - Naomi Shofura, menjadi satu-satunya wanita asal Provinsi Kepulauan Riau yang berhasil lolos seleksi penerimaan calon perwira polisi di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun angkatan 2019.

Keberhasilan Naomi kali ini, bukanlah diraihnya dengan mudah begitu saja. Ini adalah seleksi kedua Naomi. Gadis ini dalam perjalanan mencampai cita-citanya, juga sempat mengalami kegagalan pada seleksi pertamanya. Hal itu sempat membuatnya down dan terpuruk.

Namun, kegagalan itu justru dijadikannya batu pijakan untuk bangkit dan kembali melangkah ditahun berikutnya. Untuk bisa memperoleh keberhasilan dalam proses seleksi ini, butuh perjuangan panjang yang harus dilalui gadis manis itu.

“Tahun lalu Naomi sempat gugur karena memang persiapannya kurang sih. Untuk persiapan hanya memakan waktu 2 bulan karena dia tiba-tiba saja bilang ingin masuk Akpol. Apalagi tahun lalu saingan Naomi memang berat, yaitu atlet volly Kepri,” kata Ibunda Naomi, Peny Sekar November, Jumat (2/8/2019).

Setelah memutuskan untuk ikut seleksi tahun 2019, waktu satu tahun yang dimiliki untuk mengikuti seleksi berikutnya, dimulai dengan menyusun strategi oleh Naomi dan kedua orang tuanya. Peny dan suami turut melibatkan diri dalam proses persiapan anaknya tersebut, apa yang harus dipersiapkan agar pengalaman tidak lolos tidak terjadi lagi.

Ibunda Naomi sangat aktif mencari tahu kategori apa yang menjadi penilaian dalam seleksi tersebut, serta apa saja yang harus dipersiapkan. Setelah mengetahui akademis dan Bahasa Inggris memiliki bobot paling tinggi yakni 40 persen, Peny mengirim anaknya ke Kampung Inggris di Pare Kediri untuk memperdalam bahasa Inggris-nya selama 6 bulan.

“Temen saya yang Akpol juga sempat menanyakan apa kelebihan Naomi, dan kebetulan Naomi punya kelebihan di Bahasa Inggris karena dari kecil selalu saya leskan. Jadi disarankan untuk memperdalam itu,” ujarnya.

Enam bulan berikutnya setelah selesai pendidikan di Kampung Inggris, Peny membuat jadwal terencana untuk Naomi baik dari segi latihan fisik, akademis dan tentunya tes psikologis. Setiap hari selama enam bulan, ayah Naomi juga selalu setia menemani anaknya untuk melatih fisik.

Usaha Naomi dan kedua Orang tanya tak sia-sia. Naomi, tidak hanya berhasil lulus dalam seleksi Akpol, namun nilai Naomi juga menduduki peringkat kedua untuk Akademis dan bahasa Inggris ditingkat Nasional untuk taruni.

Peringkatnya ini, juga menolong nilainya yang sempat menurun saat tes fisik. Dimana pada saat seleksi pertama di Semarang, Naomi sempat mendapat peringkat 39, Namun karena akademiknya tinggi, saat tahap akhir Naomi menduduki peringkat 15.

Kabar Gembira ini kembali membawa tangis di dalam rumah Naomi seperti tahun lalu. Tapi bedanya, kini kedua orang tua Naomi menangis bahagia. Peny menceritakan kepada Batamnews bahwa dia sempat tidak menyangka anak sulungnya tersebut akan menjadi bagian dari akademi kepolisian.

Pasalnya, selain seleksi nasional yang tergolong berat, Naomi juga tidak pernah menunjukkan kecendurungannya untuk menjadi polisi. Namun, cita-cita itu muncul 2 bulan sebelum pendaftaran penerimaan calon perwira polisi angkatan 2018, yang membuat kedua orang tuanya kelabakan mepersiapkan seleksi anaknya tersebut dalam waktu singkat.

Pada seleksi penerimaan calon perwira polisi tahun ini, Kepri mengirimkan 9 wakil terbaiknya untuk mengikuti seleksi nasional, 2 wanita dan 7 laki-laki. Namun tersisa 7 terbaik yang mampu bertahan dalam proses seleksi tersebut, 6 laki-laki dan satu perempuan.

Adapun ketujuk anak-anak Kepri terbaik tersebut diantaranya Arie Praramadhana, Ariel Mogens Ginting, Farhan Fardi Akbar, Kevin Ardiansyah, Muhammad Jogi, Rino Setiawan dan Naomi Shofura.

Ibunda Naomi berpesan kepada seluruh Orang tua dan Calon Perwira yang gagal tahun ini untuk tidak berputus asa. Cerita yang saat ini dilewati Naomi diyakini bisa terjadi pada pserta yang lain di tahun berikutnya. Menurutnya yang terpenting orang tua harus terus mendukung anaknya, dan terus melatih kelebihan yang dimiliki anaknya. Tapi, tentunya doa yang tidak putus dari orang tua juga diperlukan.

“4 dari 7 perwakilan Kepri yang hari ini lulus di tingkat Nasional, itu semua sempat gagal kok pada tahun sebelumnya. Mungkin mereka sama seperti Naomi, belajar dari kegagalan,” pungkasnya.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews