Rokok Penyumbang Kemiskinan di Kepulauan Riau

Rokok Penyumbang Kemiskinan di Kepulauan Riau

Kepala BPS Kepri Zulkipli

Tanjungpinang - Badan Pusat Statistik mencatat beras yang memberi sumbangan sebesar 15,61 persen di perkotaan dan 23,48 persen di perdesaan.

Kepala BPS Kepri Zulkipli, di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan, sedangkan rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan.

Pada Maret 2019, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. 

"Kontribusi rokok kemiskinan sebesar 8,66 persen di perkotaan dan 10,83 persen di perdesaan," katanya.

Komoditas lainnya yang menyebabkan jumlah penduduk miskin  bertambah yakni ayam ras, sebesar 4,12 persen di perkotaan dan 3,52 persen di perdesaan, kue basah 3,19 persen di perkotaan dan 5,29 persen di perdesaan, tongkol atau tuna 2,94 persen di perkotaan dan 2,38 di perdesaan.

"Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, listrik, dan bensin," katanya

Zulkipli menjelaskan berdasarkan periode September 2018-Maret 2019, garis kemiskinan naik sebesar 4,59 persen yaitu dari Rp 567.972 per kapita per bulan pada September 2018 menjadi Rp 594.059 per kapita per bulan pada Maret 2019. Sementara pada periode Maret 2018-Maret 2019, 

Komponen garis kemiskinan terdiri dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan. Peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. 

"Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2019 sebesar 66,66 persen," katanya.

Ia mengatakan jumlah  masyarakat miskin pada Maret 2018-Maret 2019 mencapai 128.462 orang, naik sebanyak 3.100 orang dibanding September 2018. 
 
"Namun secara umum tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau pada periode tahun 2012- 2019 mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentase," tuturnya.

Sementara bila dibanding dengan Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin turun sebanyak 3.214 orang.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, kata dia pada periode September 2018-Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 5.748 orang, sedangkan daerah perdesaan berkurang sebanyak 2.649 orang. 

Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 5,15 persen menjadi 5,33 persen. 

"Di perdesaan turun sebesar 0,22 dari 11,26 persen menjadi 11,04 persen," ujarnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews