Malam Mencekam di Baloi Persero, Warga: Allahuakbar, Apinya Besar Sekali

Malam Mencekam di Baloi Persero, Warga: Allahuakbar, Apinya Besar Sekali

Warga mencoba memadamkan kobaran api yang melalap Ruli Baloi Persero.

MATA Ismail belum terpejam. Anaknya yang paling kecil tengah rewel. Rengekan anak itu seolah membelah sunyi yang melingkupi Ruli Baloi Persero pada Jumat (21/6/2019).

Tengah malam menjelang hari berganti, Ismail masih beraktivitas bersama istrinya, sambil menunggui anaknya yang menangis. 

"Padahal biasanya, anak saya selalu tidur cepat," kata Ismail, Sabtu pagi.

Namun sejurus kemudian, teriakan dari luar memecah keheningan. Ismail kemudian memutuskan untuk ke luar rumah, memastikan apa yang terjadi.

Teriakan itu berasal dari belakang rumahnya. Baru saja sampai di luar rumah, Ismail melihat kobaran api menari-nari di hadapannya. 

"Allahu akbar, apinya besar sekali," kata dia.

Mengetahui si jago merah pun terus membesar, Ismail kemudian lari sambil berteriak agar anak istrinya yang berada di dalam rumah segera keluar.

Bagi dia, malam tadi menjadi malam jahanam yang begitu mencekam. Ismail langsung membuka kunci pintu dan mengeluarkan istri dan anaknya melalui pintu depan. 

Setelah itu, pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu langsung kembali ke kobaran api dan berupaya memadamkan. Namun tidak sampai tiga menit si jago merah sudah bertambah besar.

"Ya Allah, saya mendekat saya mau terbakar badan ini, api sudah besar dan panas sekali," kata dia saat bercerita kepada Batamnews.co.id. 

Tidak mau mengambil risiko, Ismail pergi ke luar rumah dan menjauh dari lokasi untuk mencari anak dan istrinya. Dari kejauhan, dirinya hanya bisa menyaksikan api melalap rumah yang dia huni selama ini dan beserta isinya. 

Namun di balik kejadian ini, Ismail masih bisa bersyukur. Anak istrinya selamat dan tak terluka. "Gimana lagi ini musibah," kata dia. 

Kejadian ini bukanlah yang pertama kali bagi Ismail. 13 tahun lalu, tepatnya pada 2006 lalu, rumahnya juga pernah habis terbakar di lokasi yang sama. 

"Ini kedua kalinya," katanya.

Nasib yang sama juga dialami Reno Asmaradi. Pria yang berprofesi sebagai sekuriti ini bercerita tidak ada barang yang bisa ia selamatkan. Selain rumah dan seisinya, satu unit motor miliknya juga hangus. 

Reno hanya bisa pasrah. Apalagi ketika kejadian ia tak berada di lokasi, karena sedang bekerja. 

"Saat sampai di sini, rumah saya sudah rata dengan tanah," kata dia.

Sedikitnya ada 43 KK yang tinggal di ruli tersebut kini ditampung di posko darurat, tak jauh dari lokasi kebakaran. 

Beberapa diantaranya masih belum percaya dengan kejadian tragis yang menimpa mereka. Ada yang terdiam, ada juga yang terisak melihat rumah tinggalnya ludes dilalap api.

Setidaknya sebanyak 41 rumah ludes terbakar di kawasan tersebut. Dari keterangan warga api berasal dari rumah kosong. 

Sampai saat ini warga masih membutuhkan bantuan berupa pakaian sekolah, buku sekolah, makanan dan lainnya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews