Pengamat Nilai Pencoblosan Ulang Berpotensi Kecurangan

Pengamat Nilai Pencoblosan Ulang Berpotensi Kecurangan

Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIPOL) Raja Haji, Zamzami (Foto:Adi/Batamnews)

Tanjungpinang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanjungpinang sudah menjadwalkan pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) untuk lima TPS di dua kelurahan di Kota Tanjungpinang, Rabu (24/4/2019) besok.

Pemilihan ulang itu dilaksanakan di TPS 14,17,31,32 Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dan TPS 14 Kelurahan Tanjungpinang Kencana.

Menurut Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIPOL) Raja Haji, Zamzami mengatakan, pencoblosan ulang ini berpotensi adanya kecurangan. Sebab semua Calon Legislatif (Caleg) sudah megantongi data perolehan suara sementara, tentunya mereka berusaha mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

"Kecurangan itu kemungkinan terjadi apabila pengawasannya lemah. Kemudian peluang untuk kecurangan itu terbuka lebar," kata Zamzami, Senin (22/4/2019).

Ia menjelaskan, pada pemilu 2014 lalu dalam menentukan jumlah kursi dilakukan dengan metode Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). Namun untuk pemilu kali ini menggunakan teknik Sainte Lague. 

"Pasti ada kecemasan, apalagi perhitungan kursi dengan metode Sainte Lague ini, orang berusaha meraup suara partai dan calon sebanyak-banyaknya," ucap dia.

Ia mengatakan, pada pencoblosan ulang ini yang paling sulit di antispasi adalah bagaimana tingkat partisipasi masyarakat untuk datang lagi ke TPS, sebab kemarin masyarakat sudah meluangkan waktu ke TPS. 

"Tapi melihat pengalaman sudah berlalu ini, nampaknya antusiasme itu tidak surut, karena ada pemilihan Presiden, orang datang ke TPS itu karena terikat dukungan calon Presiden itu menyebabkan mereka datang, bukan untuk memilih Caleg," jelasnya.

Ia menyebutkan, bahwa dampak positif pemilu serentak ini antusiasme masyarakat tinggi, karena masyarakat tertarik untuk datang ke TPS untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden. Terlepas itu otomatis masyarakat juga harus memilih calon legislatif.

"Apakah dia memilih tidak yang penting dia sudah datang ke TPS, berbeda dengan yang dulu pemilihan Presiden dipisahkan dengan Legislatif," sebutnya.

Disisi lain katanya, pilihan masyarakat juga terpengaruh oleh hasil Quick Count yang sudah beredar saat ini, dimana masyarakat tidak terlepas dengan pembahasan siapa menang dan kalah. Apalagi melihat perekembangan media sosial saat ini.

(adi)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews