Makna Catur Brata Penyepian bagi Umat Hindu

Makna Catur Brata Penyepian bagi Umat Hindu

Perayaan Nyepi di Batam pada tahun lalu. (Foto: dok. Batamnews)

Batam - Perayaan Hari Raya Nyepi tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Hindu. Perayaan yang hanya digelar sekali dalam setahun itu mempunyai budaya tersendiri, dan tentunya sangat berbeda dengan perayaan-perayaan dengan agama lainnya.

Ketua Panitia Perayaan Hari Raya Nyepi 1941, Wayan Catra Yasa mengatakan ada empat hal yang dilarang dilakukan selama perayaan Nyepi atau juga disebut dengan Catur Brata Penyepian.

Catur Brata Penyepian meliputi yakni amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api).

“Artinya umat Hindu tidak boleh mengumbar amarah, seperti emosi dan benci. Itu tidak boleh,” ujar Wayan, Rabu (6/3/2019).

Yang kedua adalah amati karya (tidak bekerja). Segala aktivitas pekerjaan harus dihentikan oleh umat Hindu dan berfokus kepada Yang Pencipta.

Baca: Geliat Pura Agung Amerta Bhuana Batam Sambut Hari Raya Nyepi

Kemudian, yang ketiga adalah amati lelungan, artinya tidak boleh berpergian. Jadi, selama perayaan Nyepi, umat Hindu harus berdiam di rumah.

Terakhir, yang keempat adalah amati lelanguan. Artinya tidak mengumbar hawa nafsu, tidak menikmati hiburan, tidak mengadakan hubungan biologis antar pasangan suami istri meskipun itu sah. 

Dengan fokus membaca kitab suci dan berpuasa selama 24 jam tidak makan dan tidak minum.

“Dari jam enam pagi, sampai jam enam besoknya di tanggal delapan. Baru lemak geni namanya. Artinya kita melakukan darma santi kecil-kecilan dalam arti keluarga,” ucap Wayan.

(ude)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews