Pria AS Bocorkan Database Kesehatan Singapura, Status HIV 14.200 Pasien Tersebar

Pria AS Bocorkan Database Kesehatan Singapura, Status HIV 14.200 Pasien Tersebar

Ilustrasi Sample Darah Pasien HIV (Foto : straitstimes.com )

Singapura - Seorang pria ekspatriat Amerika Serikat (AS) yang positif terinfeksi HIV sedang diburu aparat berwenang Singapura. Hal ini terjadi, Pria tersebut telah mencuri dan membocorkan status HIV positif milik 14.200 pasien dari database otoritas kesehatan Singapura.

Warga Amerika itu pernah menghabiskan lebih dari dua tahun di penjara Singapura karena berbagai kejahatan, termasuk berbohong tentang status HIV-nya. Hukuman itulah yang diduga membuat dirinya menemukan cara untuk membalas dendam.

Kementerian Kesehatan Singapura dalam sebuah pernyataan yang dikutip straitstimes.com, Selasa (29/1/2019) mengatakan bahwa pria tersebut sudah merilis 14.200 nama pasien, hasil tes HIV, nomor telepon, alamat, nomor ID, dan informasi medis lainnya. Data yang dibocorkan itu juga termasuk nama dan informasi kontak dari 2.400 pasangan seks.

Menurut pihak berwenang Singapura, pria Amerika bernama Mikhy K Farrera Brochez telah memperoleh informasi rahasia melalui mitra Singapura-nya, Ler Teck Siang, seorang dokter yang memiliki akses ke catatan Departemen Kesehatan.

Catatan-catatan itu dicuri kira-kira sebelum 2016, tetapi dirilis setelah Brochez dideportasi dari Singapura. "Mereka menghubungi orang-orang yang terkena dampak untuk memberi tahu mereka bahwa (data) mereka telah dirusak," kata kementerian tersebut.

Brochez dideportasi dari Singapura pada Mei 2018, setelah menjalani hukuman penjara 28 bulan karena berbagai kasus penipuan dan pelanggaran terkait narkoba, termasuk berbohong tentang status HIV-positifnya sendiri kepada Kementerian Tenaga Kerja untuk mendapatkan izin kerja pada 2008.

Warga Amerika itu menggunakan sampel darah dari pasangannya, dokter Siang, yang diklaim sebagai miliknya untuk mendapatkan izin kerja pada tahun 2008. Orang asing yang HIV-positif dilarang mendapatkan visa kerja atau status penduduk tetap di Singapura.

"Kementerian meminta bantuan dari rekan-rekan asing untuk melacak Brochez," lanjut pernyataan kementerian tersebut.
"Dia saat ini sedang dalam penyelidikan polisi untuk berbagai pelanggaran."

Sedangkan dokter Siang tetap di Singapura, di mana ia sedang dalam proses mengajukan banding atas hukuman 24 bulan penjara karena membantu Brochez untuk mendapatkan pekerjaan.

Pejabat Singapura meyakinkan publik bahwa mereka telah menginstal langkah-langkah keamanan tambahan untuk melindungi data kesehatan pasien, tiga tahun setelah Brochez mencuri file HIV. Namun, tahun lalu, informasi kesehatan pribadi lebih dari 1,5 juta pasien dicuri dalam peretasan terbesar yang melanda sistem kesehatan masyarakat Singapura, termasuk file Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Departemen Kesehatan Singapura mengungkapkan bahwa sekitar 1.900 nama dalam data yang bocor adalah orang-orang yang sudah meninggal.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin malam (28/1/2019), kelompok advokasi Action for Aids (AFA) mengatakan mereka sangat terganggu dengan insiden yang katanya dapat merusak kehidupan orang yang hidup dengan HIV dan orang yang mereka cintai.

"Kami berdiri dengan semua informasi pribadinya yang mungkin telah diakses dan dilanggar. Ini adalah tindakan kriminal yang harus dikutuk dan dihukum dengan yang paling parah," kata Presiden AFA Roy Chan.

Profesor Chan mendesak masyarakat untuk tidak membagikan rincian yang bocor jika mereka menemukan informasi tersebut.

"Kami memahami bahwa ini adalah ujian bagi banyak orang yang terkena dampak pelanggaran ini, dan kami ingin menyatakan solidaritas kami sebagai komunitas yang telah terkena dampak HIV," tambahnya.

(sya)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews