Presdir ATB Benny Andrianto Kesal di Rapat DPRD Batam, Ada Apa?

Presdir ATB Benny Andrianto Kesal di Rapat DPRD Batam, Ada Apa?

Presdir ATB Ir Benny Andrianto Antonius (Foto: Johannes/Batamnews)

Batam - Insiden kebocoran pipa air bersih beberapa waktu lalu berbuntut panjang. DPRD Batam pun tertarik membahas. Permasalah itu diseret ke ruang dengar pendapat. 

Komisi I DPRD Komisi menggelar rapat dengar pendapat bersama pihak-pihak terkait, tak terkecuali pihak PT Adhya Tirta Batam, PT Hansol, BP Batam, serta Yayasan Lembaga Konsumen Batam. 

Rapat tersebut berlangsung cukup alot dan sempat memanas. ATB membeberkan keteledoran PT Hansol saat menanam pipa Instalasi Pengelohan Air Limbah (IPAL). Dampaknya, 32 titik kebocoran pipa pun terjadi. 

Puncaknya, pipa air bersih di Batam jebol beberapa pekan lalu. Kejadian itu membuat puluhan ribu pelanggan ATB tak teraliri air bersih selama dua hari. Insiden itu juga membuat repot petugas ATB.

Rapat pada Jumat pagi itu kelanjutan rapat sebelumnya pada Kamis lalu. Kali ini orang nomor satu di ATB, Presiden Direktur Benny Andrianto Antonius hadir di tengah-tengah rapat. Jarang-jarang Benny turun langsung.

Rapat langsung dipimpin Ketua Komisi I DPRD Kota Batam Budi Mardianto. Pihak Hansol mengatakan proyek ini tujuannya sangat baik untuk pengelolaan limbah di Batam kedepannya, namun yang terjadi justru insiden jebolnya pipa air bersih.

Ia berharap proyek tersebut membawa dampak positif bagi Batam. Hansol pun tampak lepas tangan.

"Dalam proyek ini melibatkan sekitar 1000 pekerja lokal yang juga bermanfaat dalam membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut PT Hansol juga menyatakan kalau mereka mengalami kendala yang cukup besar. 

"Tidak mudah menjalankan proyek ini karena lahan tersebut sebelumnya sudah pernah dikonstruksi," jelasnya.

Kemudian Ketua Komisi 1 langsung memberikan responnya, "Tujuannya baik, tapi implementasinya mana, bukan memberikan solusi malah masalah baru."

Anggota Komisi I DPRD Batam, Yudi Kurnain menjelaskan kejadian itu karena kurangnya koordinasi. "Sebenarnya ini hanya masalah koordinasi pihak terkait saja antara ATB, PT Hansol dan BP Batam," ujar dia.

Di akhir rapat tersebut Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto meminta kepada Ketua DPRP Komisi I untuk menyampaikan kepada PT Hansol supaya bertanggung jawab atas semua kesalahan tersebut.

Dengan nada tinggi ia berkata, "Kami meminta ini yang terakhir. Sudah cukup, Kami tidak menerima alasan apapun. Selama ini kami tidak pernah bermasalah. Kami juga baru mendapatkan predikat terbaik di Indonesia. Seharusnya PT Hansol menyadari itu."

Ia juga mengatakan kalau ATB tidak mengejar penghargaan. Namun pemerintah pusat menilai timnya selama ini bekerja dengan profesional dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Di akhir kesempatan Ia juga menuturkan, "Kami adalah korban dalam kejadian ini. Jadi, jika masyarakat ingin meminta kerugian atau tanggung jawab langsung minta ke PT Hansol yang menjadi penyebabnya."

Sidang rapat kali ini dirasa tak cukup. Rapat dengar pendapat berikutnya akan digelar dalam waktu dekat.

(sya)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews