16 Tahun Provinsi Kepri, Mau Dibawa ke Mana?

16 Tahun Provinsi Kepri, Mau Dibawa ke Mana?

Surya Makmur Nasution (Foto: Dok. pribadi)

Pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan sumber daya laut (perikanan, ruang laut (laid up, sewa perairan), tambang selain oil dan gas serta pariwisata) menjadi potensi sumber kekayaan dan sumber pendapatan. 

Oleh karenanya, pengelolaan sumber daya laut menjadi prioritas utama, dengan cara membangun infrastruktur pelabuhan (antarpulau, antarwilayah) sebagai penopang transportasi dan distribusi kekayaan laut kita.

Benar, mengelola sumber daya laut, tidaklah mudah. Membutuhkan kerja keras, strategi yang jitu serta kebijakan politik anggaran yang pro kelautan.

Memasuki usia Kepri ke-16th (24 September), Kepri mengalami pelambanan peningakatan pertumbuhan ekonomi, saatnya dibenahi secara serius dan benar. 

Pendapatan dana perimbangan dari Migas hendaknya tidak lagi menjadi satu-satunya harapan. 

Patut jadi pelajaran, pertumbuhan ekonomi kita anjlok pada 2017 hanya 2,02 persen, tidak lain karena kita tidak bekerja keras dan fokus membangun sumber kekayaan laut kita.

Kemampuan APBD Kepri sejak 2016 mengalami penurunan terus menerus, bahkan 2018 APBD Kepri defisit mencapai Rp 500 miliar lebih, jangan dianggap biasa-biasa. Saya meyakinii, 2019 pun diperkirakan potensi defisit akan terus terjadi, apalagi kita sedang memasuki tahun-tahun politik.

Keadaan ini tidak lain karena asumsi kita yang agak keliru karena sangat berharap sektor Migas menjadi andalan. Padahal dari sektor laut yang menjadi kewenangan Kepri 0 sd 12 mil adalah peluang yang tak terbatas untuk menjadikannya sebagai potensi kekayaan yg dapat menyejahterakan masyarakat Kepri di masa depan.

Apa pun yang telah dicapai, tentu kita bersyukur, Kepri telah berusia 16 tahun, saatnya kita berbenah dan bekerja keras dgn benar untuk kepentingan masyarakat. 

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews